TUJUH hari kematian Tengku Tualang Gayo, Mat Kilau meninggalkan kampung leluhurnya, kembali ke Ternate menjalani tugas barunya. Situasi sudah aman dan terkendali. Sementara istrinya, Sonya
TEPAT jam 08.00 Wib pesawat yang ditumpangi Mat Kilau mendarat di Bandara Polonia Medan. Mereka berpisah di sini. Mat Kilau dijemput Tengku Tora melaju ke
MATAHARI sudah di atas kepala ketika Pesawat Mandala Air Line dari Manado mendarat di Soekarno Hatta.Saat menuju pintu keluar, Mat Kilau bersama Paulina berpapasan dengan
BUMI Ternate sunyi sepi. Sesekali terdengar suara letupan. Orang-orang berlari. Terkejut seperti letusan gunung Gamalama di Maluku Utara.Suara gaduh, suara teriakan yang tak dimengerti Mat
CUTI tahunan Mat Kilau berakhir di tujuh hari kematian Sri Kemala. Dia segera kembali bertugas di daerah gambut Tanjung Jabung Barat, yang lebih dikenal dengan
MENJELANG keberangkatan jenazah Putri Sri Kumala ke pemakaman dibacakan riwayat hidupnya. Mewakili keluarga Mat Kilau berpidato penuh haru. Pelayat banyak yang tak mampu menahan tangis.
KEDATANGAN Mat Kilau bersama Sonya ke rumah Putri Sri Kumala yang semula menghunjam sembilu ke hulu hati Sri Kumala. Dia merasa dibakar perasaan padahal sebelumnya
TAMAT SMA Putri Sri Kumala dan Sonya menyeberang ke Batavia. Keduanya ingin jadi pramugari. Hal tersebut mereka mimpikan karena adanya anggapan pramugari gajinya besar. Bisa
PESAWAT Garuda dari Jakarta baru saja mendarat di Bandara Kualanamu. Mendung menyelimuti langit bumi Kabupaten Deli Serdang itu. Awan menghitam. Angin laut berembus sejuk. Beberapa
MALAM hilangnya Mat Kilau semua keluarga tuanya berkumpul di rumah ayahnya. Rapat dipimpin oleh Atok Mat Kilau, Tengku Husein Petir. Si Atok mengusulkan pada ayah
HAMPIR sepuluh tahun Mat Kilau tak pulang kampung. Terakhir di mencecah tanah kelahirannya ketika emaknya meninggal dunia. Saat itu Mat Kilau belum menikah. Dia anak
SETELAH tiga kali dua puluh jam, Haji Ulok dan Tan Tualang menunggu kedatangan Chadijah, menjelang magrib, gadis manis, tinggi semampai, berambut sebahu mengetuk pintu rumah
JAKARTA kembali menggeliat setelah sekian lama terlelap dilantak covid-19. Penerapan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi, new normal mulai diberlakukan. Jalan-jalan mulai macet. Ojek
HAMPIR seminggu Tan Tualang berada di rumah Wak Lela. Bayangan Habibah mengembara panjang. Dia berkurung seharian di kamar. Meratap sunyi. Dia menyesal meninggalkan istri yang
COVID-19 semakin menunjukkan taringnya. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi belum seminggu diterapkan. Dunia malam mulai bergeliat. Pelacur-pelacur menampang dalam aquarium yang kering. Mal-mal membuka
COVID-19 hingga kini belum dapat dijinakan, Binjai kota rambutan itu dalam zona merah. Tora kaget, masyarakat di kampung halamannya seperti tak ada kejadian saja. Banyak
BARU sehari Tora berada di kampung halamannya, tamunya tak henti datang. Semua disambutnya dengan ramah walau lelah menggayut. Dia tetap memperhatikan protokol kesehatan, tak bersalaman,
TIGA bulan lebih bukanlah waktu yang singkat bagi perindu kampung halaman. Amukan covid-19 membuat banyak orang menderita lahir & batin. Anjuran tak keluar rumah, Pembatasan
SEMULA hanya Tora, Marissa dan anak-anak mereka yang kembali pulang ke kampung halaman. Ketika hal itu disampaikan Tora pada Hang Kilau beberapa hari yang lalu,
TIGA bulan setelah Tora menjalani pensiun dini di salah satu instansi penegak hukum, dia memutuskan menambah penghasilan sebagai driver taksi online di Jakarta. Penghasilan pensiun
JAKARTA telah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi. Lalu lintas mulai semrawut, mal-mal dibuka, Spa dan panti pijat mulai menjalani kehidupan yang telah lama
LELAKI itu selalu mangkal di seputar Asia Afrika dan Braga, kota seni tanah Pasundan, Bandung. Dia mencintai seni, khususnya sastra sejak di Sekolah Menengah Pertama,
TORA mendapat khabar dari Binjai, kota rambutan itu, ibunya sakit berharap penuh agar Tora segera pulang menjenguknya. Pikiran Tora kalut, Jakarta telah menerapkan Pembatasan Sosial
TAK sampai sebulan Tuti yang katanya meninggalkan kota Binjai menuju Papua karena ditawari menjadi guru dengan gaji yang lumayan besar, menghubungi Tora seorang penegak hukum
MATAHARI baru saja terbit di belahan timur, berkabut, angin berembus dingin. Tora bersiap-siap hendak berangkat ke Jakarta dalam suasana Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Semakin
Farouk Rimba meragukan keterangan Lydia hanya mengaku meletakkan bayi di teras mesjid. Dan membantah, bayi itu bukan bayinya. Farouk melacak mantan suami Lidya. Dari seorang
Pertemuan Harun dengan Ningrum di pasar kaget kota rambutan membawa titik terang bagi Ningrum. Di esok harinya Ningrum mencari keberadaan Harun. Dia yakin Harun masih
Matahari masih berselubung kabut. Jalan menuju Bandara Soekarno Hatta masih sepi. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai salah satu cara pemutus mata rantai penyebaran Covid-19
Perempuan bercelana levis, berkaos hitam ketat, meluncur menyetir mobil sedan honda menuju jalan Tanah Merah, Binjai kota rambutan. Sore matahari sudah meredup dipeluk kabut gunung.
Desember 2017, malam cerah di atas kota Medan. Mat Litak yang siang tadi mendarat di bandara Kualanamu dari Jakarta, mendapat informasi sahabatnya Tora Idris berada
JAKARTA – Ningsih, berlereng di jalan berdebu memasuki areal tembakau perkebunan Tanjung Hulu. Dia bermaksud menemui saudaranya di kampung ujung bangsal. Di tengah jalan dia
Tengku Tualang tiba di Jakarta dari perjalanan jauh, pulau terpencil di sebuah kepulauan sunyi. Tempat guru spiritualnya, Datuk Panglima Laut. Di sana dia menenangkan batinnya.
Lewat tengah malam yang sunyi, Farouk Rimba, tergeletak tidur-tidur ayam, di sebuah mesjid di belakang areal perkebun tebu. Mesjid itu berdekatan dengan Hamparan sungai kampung
Senja baru saja luruh di atas kota Jakarta. Tak ada pelangi yang biasanya menyucuk laut, udara gerah melelah raga. Sayup-sayup azan menggema di jalanan sunyi
Sebelum larangan mudik salah satu cara memutus mata rantai penyebaran virus covid-19, Tina putri melayu yang merantau ke Jakarta menyempatkan diri pulang kampung. Ziarah ke
Covid-19 yang mewabah dunia, salah satu cara memutus mata rantainya adalah dengan tidak keluar rumah. Tora mematuhi anjuran penguasa, berjam-jam duduk di perpustakaan pribadinya. Sekali-sekali
Sejak Sekolah Menengah Pertama Tora hidup dalam lingkar broken home. Saat ibunya mengandung sembilan bulan, ayahnya menikah lagi dengan sepupu ibunya. Jiwa Tora tertekan, saat
Matahari belum begitu tinggi, tapi panas mulai menyengat. Dermaga pelabuhan kapal kayu antar pulau belum ada yang sandar. Angin mati arah, Tengku Tualang, duduk melamun
Resto TipTop di seputar Kesawan kota Medan malam ini tak seperti biasanya, sunyi hanya ada beberapa orang pengunjung yang duduk berjauhan, bermasker. Di sudut teras