JASA Marlina dalam menumbangkan pemerintahan lalim Ruwondo cukup besar. Kemampuannya dalam bersandiwara cukup meyakinkan. Marlina mampu berlakon dengan baik, seakan-akan bersedia menjadi permaisuri Ruwondo. Itulah

MENDEGAR Marlina minta tolong, Hamzah langsung menerobos puluhan pengawal istana yang bertubuh kekear. Hamzah menyerang dengan tangan kosong. Dua pengawal menyerangnya. Hamzah melumpuhkan musuh di

DI ATAS panggung sedang menampilkan pemusik dan penari ternama. Para seniman musik menampilkan nyanyian dengan musik tentang asmara. Masyarakat yang berjubel hadir begitu atusias menyaksiakan

MASYARAKAT sudah berkumpul di alun-alun. Mereka datang berbondong-bondong untuk menyaksikan malam pesta penyambutan calon permaisuri Ruwondo. Mereka berdatangan dari berbagi penjuru wilayah dan desa. Banyak

RINDU Handoyo sudah tidak tertahankan untuk segera bertemu dengan istri Harum Cempaka dan kedua putrinya serta buyutnya Marlina. Jika tidak komit dengan perjuangan, tentu sejak

HAZMAH menarik tangan Marlina ke ruangan belakang yang berhadapan dengan taman. Harum Cempaka dan Jelita membiarkan keduanya. Bunga hatinya sedang berbunga-bunga setelah menyampaikan perasaannya kepada

RAKAT membentangkan denah istana dimana tempat pesta yang akan digelar secara besar-besaran. Semua memperhatikan denah. Rakat memaparkan siasat untuk melakukan gerakan di malam pesta perayaan

DENGAN mengendap-ngendap Hamzah dan Jelita menelusuti pembukitan. Kedatangan Hamzah tidak boleh diketahui siapapun. Jika Ruwondo tahu kedatangan Hamzah maka nyawanya terancam. Ruwondo tidak ingin ada

HILANGNYA Handoyo dari penjara membuat gempar seisi istana. Kepala penjara menggigil ketakutan atas kelalaiannyua. Hukumannya yang lalai dalam menjalankan tugas adalah hukuman pancung di alun-alun

Tidak Ada Postingan Lagi.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.