Kabut Tanah Tembakau (123)

RAKAT mengejar Ruwondo yang mencoba kabur. Muncul empat pasukan istana yang menghadang Rakat membuatnya tidak bisa mengejar Ruwondo. Tak berapa lama tiba Handoyo datang membantu dan mengajar keempat pasukan istana.

Rakat mengejar Ruwondo setelah Handoyo datang membatu. Tanpa diduga dua pasukan istana muncul dari balik tembok dan menghajar Rakat. Mendapat pukulan telak, Rakat jatuh ke lantai.

Bacaan Lainnya

Saat pasukan istana hendak menghunuskan pedangnya ke Rakat, Hamzah muncul dari belakangan menendang keduanya. Pasuka istana terpental, Rakat langsung menyabet pedangnya kedua pasukan istana. Seketika dua pasukan istana bersimbah darah dan tewas.

Ruwundo mendapat kesempatan, langsung menarik tangan Marlina dan memaksanya untuk masuk ke pintu rahasia. Hamzah sempat melihat Marlina yang ketakutan dipaksa Ruwondo untuk masuk ke ruang rahasia.

“Lepaskan aku! Lepaskan,” kata Marlina sembari meronta.

Karena kekernya tangan Ruwondo membuat Marlina tidak bisa berkutik. Marlina hanya pasrah diseret oleh Ruwondo untuk lari ke ruang rahasia. Hamzah tanpa pikir panjang langsung mengejar Ruwondo. Dengan kekuatan tenga dalam langsung menerabas pasukan istana dan langsung berada di depan Ruwondo.

“Lepaskan Marlina! Saya mohon lepaskan dia…!” kata Hamzah.

Ruwondo langsung menyabet pedangnya ke arah Hamzah. Seketika Hamzah melompat dan menandang dada Ruwondo hinggga terpental ke lantai. Mencoba bangkit, namun Hamzah menghajar dagu Ruwondo dengan bertubi-tubi. Wajah Ruwondo dipenuhi darah segar dan lemas tak berdaya.

Dengan satu pukulan halilintar dari Hamzah membuat Ruwondo tak berkutik. Segera Hamzah mengingat tangan Ruwondo. Melihat kejadian itu, semua pasukan istana menyerahkan diri. Rakat, Handoyo dan Pangeran Saloka serta pasukan elite tiba di depan Ruwondo yang sudah tidak berdaya.

Marlina tersenyum bangga kepada sabahatnya Hamzah. Selama ini Marlina mengenal sosok hanya sebagai seorang jurnalis di kota Medan, tapi kini ia telah melihat keperkasaan seorang pendekar. (***)

Pondok Melati,

Regardo Sipiroko

*DILARANG mengutip keseluruhan atau sebagian dari Novel Mini ini dalam cuplikan atau utuh untuk film, video, audio, tulisan atau bentuk apapun tanpa izin dari www.gapuranews.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *