‘Kisah-Kisah Tembikar’ Menuju Temu Teater Se-Sumatera 2019 di Jambi

Foto: Proses latihan 'Kisah-Kisah Tembikar' . (ist)

MEDAN – Teater Rumah Mata siap panggungkan reportoar ‘Kisah-Kisah Tembikar’ yang akan tampil dalam Temu Teater Se-Sumatera pada 2-4 Agustus 2019 di Jambi.

Sedikitnya, 9 komunitas teater dari seluruh provinsi di pulau Sumatera akan tampil. Teater Rumah Mata menjadi duta dari Sumatera Utara. Proses karya ini melibatkan 100 persen generasi muda yang tumbuh dan besar di area situs Kotta Cinna.

‘Kisah-kisah Tembikar’ berangkat dari riset proses pembuatan, pendistribusian dan pembentukan peradaban yang berlangsung di Situs Kotta Cinna 11 abad yang lalu.

“Sebagai upaya menjadikan Situs pusat kesenian dan kebudayaan. Ada ribuan situs yang tersebar di Sumut, namun sayangnya pemerinta daerah belum ada keseriusan mengelola potensi ini untuk dijadikan sebagai salah satu destinasi pembangunan,” kata sutradara Teater Rumah Mata, Agus Susilo, Selasa ( 29/7/2019).

Saat proses latihan, kata Agus, Minggu (28/7/2019) budayawan Sumatera Utara, Ichwan Azhari membawa tamunya ke Situs Kotta Cinna, pusat Teater Rumah Mata berkarya. Para tamu itu, yakni Peneliti Kebudayaan Indonesia asal Inggris, Theresa dan Komisaris PTP IV Osmar Tanjung.

Peneliti Kebudayaan Indonesia asal Inggris, Theresa dan Komisaris PTP IV Osmar Tanjung dan Ichwan Azhari, Agus Susilo. (ist)

Ichwan Azhari mengungkapkan, pemerintah daerah di Sumatera Utara belum tersentun melihat geliat kesenian di Situs Kotta Cinna. “Kita bisa buat jalan lain untuk menghadirkan orang-orang yang berkompeten dan punya kepedulian terhadap perkembangan dan kemajuan seni budaya di Sumatera Utara,” kata Ichwan.

Kehadiran Osmar Tanjung dan Theresa sebagai jalan lain membangun sinergitas berbagai ekosistem, di luar kesenian untuk melaksanakan amanah UU no. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan juga mengaplikasikan Kongres Kebudayaan Indonesia.

Sumatera Utara memiliki potensi kearifan lokal yang beragam. Sangat potensial sebagai salah satu barometer kemajuan teater di Indonesia. Hal inilah yang menjadi dasar pergerakan Teater Rumah Mata di Situs Kotta Cinna, yani membangun Kampung Seni Situs Kotta Cinna. Dalam setiap karyanya berangkat dari sumber-sumber data jejak peradaban yang tersimpan di dalamnya.

Osmar Tanjung menyambut positif aktifitas seni yang dipusatkan di area situs kotta cinna ini. Dia mengungkapkan perlu upaya yang serius, sistematis dan profesional untuk mewujudkan Kampung Seni Situs Kotta Cinna yang digagas Teater Rumah Mata.

Sinergitas berbagai ekosistem ini yang akan memuluskan gagasan tersebut. Beliau juga turut mengungkapkan kesediaannya berperan serta mewujudkan agenda-agenda kesenian di Situs Kotta Cinna. Pola-pola kerja yang sistematis akan ditindak lanjuti.

Berkaitan dengan beberapa agenda Teater Rumah Mata dan Museum Situs Kotta Cinna tahun 2019, Osmar siap akan turun langsung merangkai jaringan-jaringan kerjanya. Baik itu komunitas, instansi pemerintah dan para stakeholder lainnya. (aba/gr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *