Oleh. Tatan Daniel
TULILA, alat musik spiritual Batak, kini lekat dengan nama Hardoni Sitohang. Bentuknya seperti seruling, iramanya seperti suara burung.
Tiupan Tulila Hardoni bisa dinikmati pada Kamis, (1/8/2019), di Teater Ketjil, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.
Hardoni akan meniup alat musik ‘mistis’ itu dalam even bertajuk Tone & Tona, bersama violis Angela Dian Agustin Situmorang, pemusik hasapi Stacia Sitohang, dan Studio Gondangta.
“Sudah lama sekali alat musik ini tidak dimainkan. Dan tak ada pemusik Batak yang memainkannya lagi”, ujarnya pada suatu senja, beberapa tahun lalu, ketika kami berbincang di kolong rumah Siwaluh Jabu, di Anjungan Sumatera Utara TMII.
Di antara remang cahaya, ia lantunkan beberapa lagu lewat tiupan unik tulilanya.
“Tulila bukan sekadar alat musik. Ia menjadi perantara percakapan spiritual dengan alam dan Tuhan”, ujar Hardoni yang mengenal tulila sejak kanak-kanak, ketika menemukan benda itu tersimpan di lemari ayahnya, Pak Guntur Sitohang (alm), maestro musik Batak dan empu pembuat alat-alat musik tradisi. (***)