Cerpen Tiga Paragraf (Pentigraf) (32) ‘Pengantin Tak Berdermaga’

tsi taura

Tengku Tualang tiba di Jakarta dari perjalanan jauh, pulau terpencil di sebuah kepulauan sunyi. Tempat guru spiritualnya, Datuk Panglima Laut. Di sana dia menenangkan batinnya. Banyak para penjahat kelas kakap berguru ke sana. Tengku Tualang di kampung melayu di tanah deli dikenal seorang dermawan. Tak pernah melakukan keonaran, kejahatan yang meresahkan masyarakat. Orang di kampungnya hanya tahu dia seorang pelaut. Dia menjelajahi Jakarta mencari Mat Litak, sahabatnya. Dia mendapat informasi Mat Litak pulang kampung. Istrinya meninggal dunia terdampak covid-19.
Tengku Tualang memilih pulang kampung sebelum larangan mudik diberlakukan.

Di ruang tunggu keberangkatan pesawat dia melihat Nora teman sekolahnya sejak di Sekolah menengah pertama. Darahnya gemuruh, kebenciannya pada Nora menjalar ke ubun-ke ubun. Mereka duduk berdekatan. Tualang menghindar jauh. Nora asyik membaca majalah femina. Tiba-tiba Nora gelisah, perasaannya tak enak. Dia berdiri berjalan ke arah toilet. Membasuh mukanya yang kehilangan cahaya.

Bacaan Lainnya

“Celaka 13”, Tualang mengomel dalam hati. Di dalam pesawat mereka duduk berdampingan di bisnis class. duduk dengan Nora. Di tengah jalur penerbangan, Tualang ke Toilet. Nora gugup, keringat dingin menjalar kening. Dia masih ingat itu adalah Tengku Tualang. Selesai ke Toilet, Nora menyapa Tualang. Tualang diam saja. Nora menyapa lagi, menanya kabar Tualang. Tualang akhirnya menyahut dan melempar pedang kalimat yang sangat tajam. “Mana suamimu, yang memfitnahku hingga aku masuk penjara? Kau bahagiakan menikah dengannya. Kau menikmati malam pengantin saat aku kehilangan kebebasan.”
Nora tak menjawab sepatahmu hingga pesawat mendarat di bandara Kualanamu. Nora hanya bergumam, “aku ini seperti pengantin tak berdermaga”. Ketika keluar dari pesawat Tengku Tualang berbisik, “Nora, permainan baru dimulai.” Lutut Nora terasa gemetar. Secepatnya dia menghilang dari pandangan Tualang. Tualang tersenyum getir.

Bdg, 120520
Tsi taura

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *