Kemenlu RI dan KBRI Beijing Kenalkan Kopi Spesialiti Indonesia ke RTT

Pertemuan virtual yang dihadiri oleh 125 peserta perwakilan dari pihak pemerintah, produsen, importir serta asosiasi pencinta kopi Indonesia dan Tiongkok

JAKARTA – Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) bersama KBRI Beijing menggelar Webinar mengenai ”Pengenalan dan Promosi Pasar Republik Rakyat Tiongkok (RRT)”. Pertemuan virtual yang dihadiri oleh 125 peserta perwakilan dari pihak pemerintah, produsen, importir serta asosiasi pencinta kopi Indonesia dan Tiongkok, Jumat (26/2/2021).

Dalam kata sambutannya Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi dan Diplomasi Publik (IDP) Kemlu Dubes Teuku Faizasyah mengajak para pelaku industri kopi di Indonesia dan RRT untuk bekerja sama memasarkan kopi Indonesia ke RRT.

Bacaan Lainnya

”Industri kopi Indonesia mempunyai peluang yang sangat baik dan menjadi lebih kuat di masa depan. Cita rasa kopi Indonesia juga dikenal sebagai salah satu yang terbaik”, ujar Dirjen Teuku Faizasyah. Selanjutnya juga ditegaskan bahwa dalam satu dasawarsa terakhir industri kopi Indonesia telah merintis berbagai perbaikan dalm praktek bisnis.

Faizasyah menyampaikan pula bahwa saat ini Indonesia memiliki banyak young entrepreneurs di industri kopi dengan penguasaan digital IT dengan talenta dan kreativitas yang luar biasa. ”Peluang dan potensi ini perlu kita manfaatkan dengan baik untuk kepentingan diplomasi kopi Indonesia di berbagai negara termasuk di Tiongkok”, sambung Faizasyah.

Dubes Indonesia untuk RRT merangkap Mongolia Djauhari Oratmangun menggarisbawahi pernyataan Dirjen IDP tersebut seraya menyatakan bahwa volume perdagangan RI-RRT 78,2 miliar US dolar. ”Ekspor kita 37,4 miliar US dolar (naik sekitar 10,10% dibandingkan dengan tahun 2019)”, kata Dubes Djauhari.

Juga dinyatakan oleh Djauhari bahwa nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok untuk produk Harmonized System (HS) 901 ini meningkat 22%. Saat ini Indonesia di peringkat 11 dengan market share sekitar 3% di RRT.

”Oleh karena itu kami menyambut baik kegiatan pengenalan produk kopi ini. Karena secara langsung akan menambah peringkat kita agar bisa naik dan share kita juga bisa meningkat”, lanjut Dubes RI di Beijing.

Pengusaha diaspora Indonesia menyambut baik

Pernyataan Dirjen IDP Kemlu dan Dubes RI di Beijing tersebut disambut baik kalangan bisnis, khususnya dari para pengusaha yang telah puluhan tahun bekerjasama dengan Tiongkok. Licky Sutikno, Ketua INACHAM menyatakan bahwa orang Tiongkok menyukai bukti nyata. Diambil sebagai contoh adalah suksesnya promosi kopi luwak Indonesia di RRT 11 tahun yang lalu.

”Kenapa kopi luwak itu sukses di RRT? Itu diawali dengan perjuangan Menteri Marie Pangestu untuk memasarkan kopi luwak dan Mandailing di Shanghai Expo tahun 2010”, kata Licky Sutikno.

Dijelaskan bahwa berkat upaya yang terkoordinasi dan kampanye perdagangan secara serentak di semua Perwakilan RI di RRT saat pameran 1 cangkir dihargai 500 RMB (77 dolar AS) dan laku keras. Diuraikan pula bahwa kopi luwak pernah menoleh jadi minuman Presiden RRT dan ceritanya beredar kemana-mana.

Pandangan serupa disampaikan Tjin Pek Kian, seorang General Manager dari Guangszhou Wellica Co, Ltd. Pengusaha ini memberikan”resep” bagaimana supaya bisa menembus pasar kopi. Mengingat orang Tiongkok itu peminum teh dan kalau bisa kita juga memiliki kopi baru yang memiliki rasa tea, atau rasa flowering itu rasa yang sangat dominan. Kopi Ethiopia banyak digemari karena ada rasa tehnya.

Acara Pengenalan kopi ke RRT ini juga menghadirkan promosi dari perusahaan kopi spesialiti ternama seperti Anomali Coffee, Tanamera Coffee, Alko Koperasi Kopi Kerinci. Apresiasi kepada Kemlu dan semua Perwakilan RI di RRT disampaikan oleh Renata Bukvic-Letica, Sales Manager Tanamera, Bianca Perucha, Marketing Coordinator Anomali Coffee, Daroe Handoyo dari PT Delyssa Prima Indonesia, Suryono dari Alko Koperasi Kerinci.

Dubes Djauhari mengharapkan bahwa dalam pertemuan ini bisa mendapatkan partners yang kredibel di Tiongkok. Mengambil contoh ketika KBRI Beijing berperan dalam mempertemukan perusahaan kopi Kapal Api dengan Wahaha salah satu produsen makanan terbesar di Cina. Kopi instan Kapal Api sangat digemari di RRT.

Djauhari juga menyambut baik tawaran Indonesia-China Chambers of Commerce (INACHAM) untuk membantu semua perusahaan Indonesia di bidang kopi. “Upayakan juga supaya para pengusaha dapat menggunakan skema ASEAN-China FTA Form E dan A agar saat berkegiatan dengan Cina dapat keringanan bea masuk 0%. Karena kalau menggunakan tarif MFN tarifnya antara 8% – 30%”, ujar Djauhari.

Diakhir pertemuan Dubes Prayono yang memandu pertemuan menyampaikan bahwa suksesnya promosi kopi Indonesia untuk pasar luar negeri tentunya akan menjadi benchmark sekaligus pendorong produksi kopi di masa depan. Dubes Bagas sebagai moderator mengajak semua pihak terutama eksportir RI dan importir RRT bekerja sama untuk idemi tercapainya pemulihan ekonomi nasional dan berkelanjutan pasca pandemi. Pertemuan berikutnya adalah Dialog Bisnis pada RI dan RRT pada tanggal 24 Maret 2021. (deff).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *