JAKARTA – Gamal Institute telah menyelenggarakan webinar mengenai pentingnya peranan traceability (ketelusuran) dalam produksi kopi Kamis (2/6/2022).
Dalam diskusi yang dipandu Yulivia dari Gamal Institute dibicarakan tentang sistem dan manfaat tracebility. Bagaimana negara-negara pengimpor memberikan persyaratan tentang tracebility. Terakhir apa yang perlu dilakukan petani kopi Indonesia.
“Kata kuncinya adalah apresiasi. Jika kita puas dengan suatu produk kopi, biasanya kita hanya akan memuji peracik kopi atau barista. Padahal faktanya yang menentukan 60% rasa kopi adalah proses di ladang dan 40% proses roasting. Dengan blockchain, narasi pemberdayaan petani dan setiap individu yang terlibat di hulu tidak lagi sebatas slogan tapi dapat turut diketahui konsumen. Semua proses transparan dan traceable,” ujar Bagas Hapsoro salah seorang nara sumber pada acara traceability pada produk kopi.
Selanjutnya Suryono, CEO PT Alko Korinci menyatakan bahwa dengan 600 lebih petani yang telah dibina, jika ada buyer tidak puas dengan kualitas produk, maka PT Alko Kerinci dapat segera mencari akar masalah dan lakukan pembenahan baik dengan petani maupun roaster.
“Blockchain sangat membantu dalam menjaga meningkatkan produktivitas dan menjaga kualitas biji kopi,” ujar Suryono.
Dalam era teknologi seperti saat ini transparansi supply chain produk pertanian menjadi sebuah keunggulan tersendiri. Meski sudah banyak diadopsi di pasar kopi dunia, hal ini terbilang baru di Indonesia.
”Kita perlu mengetahui keinginan dan selera konsumen di mancanegara”, kata Bagas dalam paparannya.
Indonesia, lanjutnya, yang memiliki single origins kopi terbanyak di seluruh dunia dan mempunyai varietas kopi spesialti. Ini merupakan keunggulan tersendiri dalam menggarap pasar baik di luar negeri maupun di dalam negeri.
Sebagaimana diketahui industri-industri dengan sumber daya terbatas, seperti industri supply chain kopi global seringkali menjadi korban dari standar akuntansi dan asal muasal barang yang tidak jelas.
Hal ini menyebabkan munculnya praktik-praktik yang tidak adil dan keragu-raguan dari konsumen.
”Kita harus mencegah keengganan konsumsen untuk minum kopi Indonesia, hanya karena kita tidak bisa menunjukkan keaslian kopi kita sendiri”, ujar Bagas Hapsoro sebagai salah satu pembicara.
Mengutip Fairtrade Foundation, Bagas mengatakan bahwa supply chain kopi memiliki karakteristik yang kompleks karena biji kopi melalui banyak tangan, dimulai dari petani, pedagang, pabrik, eksportir, roaster, pengecer, sampai akhirnya sampai kepada konsumen.
Ditambahkan bahwa pentingnya traceability ini adalah untuk kepentingan petani, perlindungan ekosistem dan perdagangan dunia yang adil.
Ada alasan khusus kenapa Indonesia menganggap pentingnya traceability. Yaitu mengingat Indonesia adalah negara yang memiliki single origins kopi terbanyak. Disamping lokasinya yang berada di kepulauan tepat di garis equator, Indonesia perlu menjaga kelestarian, kesinambungan dan keberpihakan kepada petani.
Ini sesuai dengan prinsip UN Sustainable Development Goals, yaitu antara lain menitikberatkan kepada perlindungan pada petani dan UMKM.
“Kita tidak memihak proteksionisme yang diterapkan negara Barat. Indonesia tunduk kepada traceability dan sustainaibility yang sesuai dengan parameter dan kepentingan Indonesia”, kata Bagas.
Keterangan ini dikuatkan oleh Suryono, CEO dari PT Alko Kopi Kerinci.
“Perlu diketahui, di Indonesia yang merupakan negara penghasil and eksportir kopi terbesar keempat di dunia, sebanyak 96 persen dari total kopi yang diproduksi berasal dari petani kecil yang tidak memiliki sumber daya yang diperlukan untuk mencatat produksi bijih kopi mereka sebagaimana mestinya,” kata Suryono.
Hal ini membuat para petani dan konsumen kopi rentan terhadap manipulasi oleh para pemangku kepentingan lebih besar dalam supply chain.
Fungsi traceability
Suryono, CEO PT Alko Kerinci menyatakan bahwa ALKO memberikan pengetahuan dan teknologi agribisnis kepada para petani kopi di kawasan Gunung Kerinci, dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi, kualitas dan nilai produk mereka, dan untuk memperluas pasar global (ekspor), pelestarian alam, dan pemberdayaan masyarakat.
ALKO secara konsisten memberdayakan kegiatan masyarakat, salah satunya dengan mengadakan pelatihan gratis bagi petani tentang kopi GAP (Good Agriculture Practice), mulai dari pola tanam hingga pasca panen, termasuk melakukan pendampingan usaha kepada kelompok tani wanita di bawah persatuan.
Hasil yang diperoleh dengan teknologi
PT Alko menerapkan konsep tranparansi dari hulu ke hilir dengan di dukung teknologi blokchain tracebility sehingga konsumen mengetahui dari mana sumber kopi yang di minum serta siapa petaninya secara riil.
Pada tahun 2021 PT Alko mensupply Starbucks AS sebesar 300 ton. Diteruskan dengan Royal Coffee USA, Perancis Cafe 60 ton, Norwegia dan Selandia Baru, Australia, Malaysia, Singapura dan Italia.
Bulan lalu April 2022 sebanyak 8 (delapan) ton biji kopi arabika yang ditanam warga di Solok Selatan diekspor ke Jepang. Ini merupakan realisasi dari komitmen PT. Alko Sumatra dalam membina petani dan menyediakan pasar ekspor kopi.
Suryono menambahkan bahwa selain menjembatani petani dengan market, saat ini PT. Alko tengah mengembangkan teknologi blokchain. Melalui mekanisme blokchain, kata Suryono, konsumen bisa tahu perjalanan kopi, mulai dari asalnya hingga sampai di kedai kopi.
“Konsumen bisa tahu keaslian kopi, ditanam oleh siapa, ditanam di daerah mana dan bahkan sampai ke informasi kapan buah kopi dipanen,” kata Suryono.
“Dengan adanya teknologi blokchain ini, pembeli percaya kepada kita untuk memproduksi kopi. Ini adalah upaya dalam transparansi produksi kopi sehingga keaslian kopi terjamin,” kata Suryono.
Diskusi berlangsung secara interaktif. Terlihat beberapa petani kopi, koperasi dan perusahaan pengeskpor kopi tertarik dengan metode sistem pendidikan petani untuk teknologi blockchain.
Apresiasi dari para peserta juga diperoleh. Dalam perbincangan terlihat keinginan para petani untuk lebih mengetahui tentang sistem blockchain, dimana konsumen dapat mengakses asal-usul biji-biji dengan serangkaian informasi yang dibuat untuk mereka. Yang perlu dilakukan cukup memasukkan kode QR pada produk kopi tersebut.
Informasi penting dapat dilihat di seluruh rantai pasokan dengan menampilkan etalase petani di platform untuk memungkinkan pembeli terhubung dengan petani.
Para pemerhati kopi yang hadir juga mengapresiasi peranan perwakilan RI dalam mempromosikan kopi premium dan spesial. Para peserta webinar juga mengharapkan bantuan dan fasilitasi kementerian teknis terkait program pendidikan dan peningkatan kapasitas tentang kopi yang dirasakan bermanfaat bagi petani dan eksportir kopi. (dafri jh)