Gaji Pekerja Migran Indonesia Mencapai Tertinggi Rp.44 Juta Berkat Program G to G

Kepala BP2MI, Benny Rhamdani. (dok.humas BP2MI)

JAKARTA – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mengumumkan bahwa program Government to Government (G to G) terus memberikan hasil nyata bagi pekerja migran Indonesia.

Dalam pelepasan sebanyak 162 Pekerja Migran Indonesia Program G to G ke Korea Selatan dan tiga Pekerja Migran Indonesia Program G to G ke Jerman di Hotel Royale, Kelapa Gading, Jakarta pada Senin, 20 Mei 2024.

Bacaan Lainnya

Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, mengatakan bahwa para pekerja migran tersebut mendapat gaji yang sangat tinggi.

“Untuk pekerja yang berangkat ke Korea Selatan, gajinya berkisar antara 23 juta rupiah hingga 30 juta rupiah. Sementara itu, bagi perawat yang berangkat ke Jerman dengan penghasilan 2.552 Euro, setara dengan 44 juta rupiah,” tutur Benny.

Menurut Benny, pekerja migran sangat memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan devisa negara yang semakin meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2023, Bank Indonesia memperkirakan devisa pekerja migran sebesar 227 triliun rupiah.

Lebih lanjut, Benny juga mengungkapkan bahwa program G to G ini sangat penting bagi pekerja migran Indonesia karena selain memberikan gaji yang tinggi, para pekerja migran juga mendapat fasilitas yang memadai dari negara.

Benny berharap para kepala daerah dapat menyebarkan informasi ini ke seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesadaran bahwa program G to G membantu para pekerja migran bekerja dengan aman dan adil di luar negeri.

“Para pekerja migran yang berangkat secara resmi melalui program G to G relatif lebih aman dibandingkan dengan yang berangkat secara ilegal. Risiko yang ditemui para pekerja migran secara ilegal sangat besar, mulai dari kekerasan fisik dan seksual, gaji yang tidak dibayar, eksploitasi jam kerja, bahkan pembatalan kontrak kerja sepihak. Ini merupakan contoh buruk bagaimana negara menghadapi masalah yang sangat serius,” ungkap Benny.

BP2MI aktif dalam menyebarluaskan informasi tentang program G to G secara resmi melalui media sosial, seperti Instagram dan Twitter, serta kolaborasi dengan media massa untuk menjangkau lebih banyak masyarakat.

Benny juga mengajak seluruh pimpinan daerah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang program G to G agar semakin banyak pekerja migran Indonesia yang mampu bekerja di luar negeri dengan perlindungan yang memadai.

Pemerintah Indonesia juga terus meningkatkan kerjasama bilateral dengan negara-negara lain dalam hal penempatan pekerja migran Indonesia.

Misalnya, Indonesia dan Malaysia telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang perlindungan dan penempatan tenaga kerja Indonesia di Malaysia. Kerjasama ini memberikan perlindungan yang aman dan adil bagi pekerja migran Indonesia yang bekerja di Malaysia.

Turut hadir pada acara tersebut, Bupati Banggai Laut, Sofyan Kaepa, Advisor Deutschen Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Triple Win Indonesia, Eni Widyastuti, dan Dewi Fatika Rahmasari.

Diharapkan dengan adanya program G to G serta kerjasama bilateral, akan semakin banyak pekerja migran Indonesia yang mendapat perlindungan dan penghasilan yang layak di luar negeri.

Hal ini juga akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia melalui sumbangan devisa. ***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *