BANYAK kritikan yang dilontarkan kepada pada istri-istri anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tatkala foto mereka mejeng di media sosial. Foto itu menggambarkan betapa pada istri-isteri anggota DPR itu ketika bertamsya di Jepang dengan membawa spanduk Persaudaraan Istri Anggota (PIA) DPR. Wisata itu dilakukan pada 30 Maret-7 April 2016. Dalam foto yang beredar, tampak mekarnya sakura menjadi latarnya.
Pelukis Hardi ‘terluka’ hatinya melihat para istri-istri DPR itu berpose di negeri Sakura, seakan tidak merasakan dan tidak peduli dengan kondisi negerinya.
Minggu lalu, Hardi pun mengambil kuas dan cat serta menggoreskan ekpresi ‘lukanya’ dalam sebuah lukisan.
“Lukisan tersebut saya mulai seminggu yang lalu ketika di Medsos muncul berita tentang tour de Japan oleh persaudaraan istri DPR. Dari foto tadi saya lukis, karena ada sesuatu yang tak masuk akal dari para istri yang terhormat tadi,” kata Hardi, Selasa malam (19/4/2016).
Pelukis yang sejak tahun 1976, hampir setiap bulan Hardi menggelar pameran baik tunggal maupun bersama para pelukis lain di dalam dan luar negeri ini, mengatakan bahwa para isteri-isteri anggota DPR itu tak punya solidaritas sosial.
“Tak ada nya rasa empathy terhadap rakyat miskin di Indonesia. Hedonis dengan produk mewah brandet yang hargnya lebih dari Rp100 juta untuk 1 tas membuktikan bahwa profesi wakil rakyat yang disandangnya adalah kepapaksuan belaka,” kata Hardi.
Dalam tempo seminggu, lukisan pun selesai. Hasilnya bisa dinikmati oleh masyarakat. Hardi mengatakan, bahwa ia akan menggelar pameran pada tanggal 11 Agustus 2016 di Balai Budaya Kompas. (gr)
