Takziah

Mahyuddin Lubis (Malubi)

Oleh: Malubi

“Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkanmu, meskipun kamu bersembunyi dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (Q.S.Annisa 78)

Bacaan Lainnya

Ayat Quran ini begitu jelas menyampaikan sebagai pengingat, bahwa kematian itu akan datang menjemput seseorang bila sudah tiba masanya. Siapapun manusianya, ia tidak akan bisa mengelak dari kematian itu, walau dia punya pengawal yang kuat-kuat, walau ia memiliki banyak harta untuk membayar orang atau membeli berbagai peralatan untuk menghambat kematiannya, maka semua usahanya itu akan sia-sia. Mati tetap akan merenggutnya.

Pagi, siang atau malam. Kapan saja catatan kematian seseorang bila tiba saatnya, maka orang bersangkutan tidak bisa mengelak, apalagi untuk lari dari kematian itu. Sungguh mati itu adalah sebuah misteri. Umur atau Kesehatan tidak bisa jadi ukuran. Ada yang sakit sudah dua tahun terbaring di tempat tidur tapi tak mati-mati. Ada yang sehat baru selesai makan, tiba-tiba ajalnya sampai. Ada anak baru berumur 2 tahun meninggal, tapi ada juga sudah berumur lebih dari 100 tahun, tapi masih bugar, bisa berjalan kaki dan naik sepeda motor.

Karena itu usia tak menjadi penentu. Hadapilah hidup ini dengan penuh kesyukuran dan belajarlah dari peristiwa-peristiwa kematian yang ada di depan mata.

Bertakziah itu bukan hanya sekedar budaya, tapi mengikuti perintah Rasulullah Saw untuk menjadi sebuah renungan diri. “Apa yang sudah diambil pelajaran dari melihat mayat yang masih gagah dibungkus kain kafan? Lalu mayat itu dimasukkan ke liang kubur. Ia di tangisi oleh banyak orang. Tinggal semua yang ia cintai. Rumah mewah, mobil, jabatan, anak-anak dan istri yang jadi kebanggaan.”

Lihatlah, betapa sedih dan mengibanya keluarga dekat menangisi jenazah, demikian juga para kerabat. Apa yang bisa mereka lakukan selain bersedih? Yang sangat disayangkan peristiwa kematian itu tak membawa manfaat kepadanya. Bila ia seorang yang masih sering meninggalkan sholat, maka kebiasaan meninggalkan sholat it uterus saja berlanjut, yang seharusnya dengan melihat kematian itu, setidaknya dia akan takut dengan amal-amalnya yang masih centangprenang dan ia akan merubah kebiasaan buruknya itu.

Demikian juga dengan seorang koruptor, pembohong, pelacur dan sebagainya, mereka setelah melihat kematian itu akan menjerit di hadapan Allah minta ampun dan bertaubat, dan tidak akan mengulangi perbuatannya. Ini yang seharusnya terjadi.

Makanya Rasulullah Saw sangat menganjurkan kita agar menghadiri majelis-majelis kematian. Bahkan ada hadiah pahala yang sangat besar bagi yang hadir di majelis kematian itu. Bagi mereka yang hadir dan ikut mensholatkan jenazah diberi ganjaran pahala sebesar gunung Uhud. Bila ikut lagi mengantarkannya ke kubur, maka diberi lagi pahala tambahan sebesar gunung uhud. Kenapa ada balasan seperti ini? Karena kematian itu sesungguhnya pelajaran berharga bagi orang hidup. Semoga. (***)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *