Mufakat Budaya Indonesia: Negara Bisa Memposisikan Budaya Secara Sepantasnya

oleh -1,177 views
Ilustrasi foto: Radhar Panca Dahana tokoh Mufat Budaya Indonesia (ist)

MUFAKAT Budaya Indoneasia besutan Radhar Panca Dahana bertemu dengan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan di Gedung MPR RI Jakarta, pada Rabu (20/1/2016). Selain Radhar adalah Teguh Esha (Ali Topan), Bambang Widodo Umar, Suhadi Sandjaja, Suko Hardjana, dan lain-lain.

Ilustrasi foto: Radhar Panca Dahana tokoh Mufat Budaya Indonesia (ist)
Ilustrasi foto: Radhar Panca Dahana tokoh Mufat Budaya Indonesia (ist)

Zulkifli menyambut baik pemikiran budaya yang disampaikan para budayawan tersebut demi perbaikan kehidupan berbangsa dan bernegara, agar lebih berbudaya dan beradab di tengah maraknya radikalisme, terorisme, keringnya pendidikan, dan sebagainya.

“Setelah 71 tahun merdeka khususnya pasca reformasi 1998 ternyata 4 Pilar bangsa (Pancasila, UUD NRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI) masih menjadi retorika, pidato, dan seremonial belaka. Belum menjadi budaya dan perilaku sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” tegas Zulkifli Hasan.

Seharusnya kita yang sangat plural ini, sudah berperilaku saling menghormati, menghargai, toleransi, freedom, dan bersama-sama dalam membangun bangsa dan negara. “Tapi, faktanya kita terus konflik, korupsi, memarginalisasi pihak yang kalah, dan lain-lain ini akibat politik Pilkada dan Pemilu yang serba mahal,” ujarnya.

Menurut Zulkifli, bangsa Indonesia ini sangat plural, sehingga di MPR RI, DPR RI, dan DPD RI tidak semuanya harus dipilih, melainkan harus ada yang mewakili elemen kebudayaan, organisasi kemasyarakatan Islam seperti NU, Muhammadiyah dan lain-lain. “Jadi, harus ada utusan dari berbagai elemen bangsa itu,” katanya.

KOMITMEN

Radhar Panca Dahana mengatalan, kita harus mengembalikan kebudayaan bangsa termasuk GBHN yang akan dihidupkan kembali tersebut yang intinya ada dalam Nawacita Jokowi, yang pada prinsipnya ada pada Pancasila.

Radhar berharap negara bisa memposisikan budaya secara sepantasnya dan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan bisa menjadi pihak yang komitmen kepada kebudayaan. Zukifli pun siap melakukan dialog budaya dengan para budayawan tersebut untuk memberikan konstribusi kepada bangsa dan negara. “Jadi, silakan diagendakan, kami siap di mana saja,” kata Zulkifli.

Para budayawan tersebut prihatin dengan kondisi bangsa saat ini utamanya bidang sosial politik, ekonomi, pendidikan, kesenian yang lebih identik sebagai hiburan, ketidakadilan dan sebagainya.

“Indonesia ini masih bangga sebagai ‘melting post’ atau tempat sampah. Di mana berbagai budaya dari seluruh penjuru dunia menjadi satu dan tumbuh seebagai budaya baru yang dibanggakan. Sehingga kita kehilangan identitas sebagai bangsa,”” kata komponis Suko Hardjana. (gr)