MENGKHATIRKAN  Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) bisa jadi merupakan mamalia air paling terlangka di Indonesia. Populasi Pesut Mahakam diperkirakan tidak lebih dari 86 ekor saja. Pesut Mahakam yang merupakan sub-populasi Orcaella brevirostris hanya bisa ditemukan di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, Indonesia. Sehingga tidak mengherankan jika kemudian Pesut Mahakam ditetapkan sebagai fauna identitas Provinsi Kalimantan Timur. Tanggal 24 Maret 2016 lalu sekitar Pukul 15.30 Wita terlihat melintas di Sungai Mahakam di Depan Islamic Senter, Samarinda.
Pesut merupakan mamalia air yang unik, berbeda dengan lumba-lumba dan ikan paus, pesut (Orcaella brevirostris) hidup di air tawar yang terdapat di sungai-sungai dan danau yang terdapat di daerah tropis dan subtropis.
Pesut Mahakam adalah salah satu sub-populasi pesut selain sub-populasi Sungai Irrawaddi (Myanmar), sub-populasi Sungai Mekong (Kamboja, Laos, dan Vietnam), sub-populasi Danau Songkhla (Thailand), dan sub-populasi Malampaya (Filipina). Pesut yang termasuk salah satu satwa dilindungi di Indonesia ini dalam bahasa Inggris disebut sebagai Irrawaddy Dolphin atau Dolphin Snubfin.
Diskripsi Pesut Mahakam dewasa mempunyai panjang tubuh hingga 2,3 meter dengan berat mencapai 130 kg. Tubuh Pesut berwarna abu-abu atau kelabu sampai biru tua dengan bagian bawah berwarna lebih pucat. Bentuk badan pesut hampir mendekati oval dengan sirip punggung mengecil dan agak ke belakang. Kepala pesut berbentuk bulat dengan mata yang berukuran kecil. Bagian moncong pendek dan tampak papak dengan lubang pernafasan. Sirip punggung berukuran kecil terletak di belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi dan membundar, tidak ada
paruh. Sirip renangnya relatif pendek dan lebar.
Pesut bernafas dengan mengambil udara di permukaan air. Binatang ini dapat juga menyemburkan air dari mulutnya. Pesut bergerak dalam kawanan kecil. Meski pandangannya tidak begitu tajam dan hidup dalam air yang mengandung lumpur, namun mempunyai kemampuan mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan dengan menggunakan gelombang ultrasonik.
Habitat dan Populasi Pesut Mahakam hidup di sungai Mahakam pada daerah sekitar enam zona inti yang menjadi habitat alam satwa pesut di Sungai Mahakam yakni Muara Pahu, Muara Kedang Kepala, Muara Kedang Rantau, Muara Pela dan Muara Muntai. Kabupaten Kutai Barat.
Populasi Pesut Mahakam diperkirakan antara 70 hingga 86 ekor (2015). Ancaman tertinggi kelangkaan populasi Pesut Mahakam diakibatkan oleh belitan jaring nelayan. Selain itu juga akibat terganggunya habitat baik oleh lalu-lintas perairan sungai Mahakam maupun tingginya tingkat pencemaran air, erosi, dan pendangkalan sungai akibat pengelolaan tambang di sekitarnya.
Rendahnya populasi ini membuat lumba-lumba air tawar ini menjadi salah satu binatang paling langka di Indonesia. Sehingga tidak berlebihan jika kemudian Jajaran Pariwisata Kaltim menyatakan status konservasi Pesut Mahakam sebagai Critically Endangered (tingkat keterancaman tertinggi.
Di Indonesia sendiri, pesut Mahakam di tetapkan sebagai satwa yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 tentang Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Pesut Mahakam memang benar-benar unik, karena kelangkaanya. Mamalia air air tawar dengan habitat dan persebarannya yang terpisah-pisah di beberapa tempat yang salah satunya di Kalimantan Timur, Indonesia. Namun Pesut Mahakam juga satwa dengan ancaman kepunahan tertinggi dengan populasi yang tidak lebih dari 86 ekor saja. Mungkinkah Mamalia air air tawar mampu bertahan di tengah kritis lingkungan akibat pertambangan batu bara..? dan Kabupaten Kutai Barat dalam banjir besar.
Lain halnya jika para wisatawan berkunjung Ke Berau, mereka akan di manjakan dengan kawanan Dolphin air asin saat melintasi kawasan wisata perairan Biduk-biduk, Kabupaten Berau. – Gapuranews Biro Kaltim (Fajar Fahruddin/gr)