Danau Toba: Anugerah Sang Pencipta Untuk Penduduk Dunia (2)

Foto: Danau Toba dari leutusan Gunung Toba. (ist)

Letusan Supervolcano Toba Purba Lemparan Larvanya Sampai ke India

Oleh: Drs. Harun Al Rasyid

Bacaan Lainnya

Memang soal potensi Geopark Kaldera Toba menjadi Global Geopark Network sangat besar sekali. Namun sebelum kita melihat potensi Goepark  Kaldera Toba itu ada baiknya kita fahami dulu pengertian geopark atau taman bumi itu. Terminologi geopark menurut UNESCO (2004) adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi terkemuka (outstanding) termasuk nilai arkeologi dan kekayaan budaya di dalamnya, dimana masyarakat  setempat harus berperan serta untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam itu.

Foto: Danau Toba dari leutusan Gunung Toba. (ist)
Foto: Danau Toba dari letusan Gunung Toba. (ist)

Jadi sebenarnya,  geopark itu adalah sebuah konsep pengembangan kawasan warisan alam yang disinergiskan dengan prinsip-prinsip konservasi dan rencana tata ruang wilayah eksisting di kawasan yang telah terbangun. Artinya geopark tidak hanya sekadar membicarakan masalah geologi semata tapi lebih kepada upaya untuk menunjukkan warisan geologi itu bernilai internasional. Oleh karena itu tujuan utama geopark adalah engeksplorasi, mengembangkan dan mengidentifikasi hubungan antara warisan geologi itu dengan semua aspek alam, budaya dan warisan tidak terwujud lainnya.

Menurut Prof. Chessner, ahli geologi dari Oregon State University yang sangat serius mempelajari Danau Toba mengatakan Danau Toba merupakan sebuah caldera volcano-tectonik (kawah gunung api raksasa) yang terbentuk karena proses amblasan (collapse) pasca erupsi supervolcano gunung berapi Toba Purba yang terbentuk secara bertahap yaitu 800.000 tahun yang lalu (tahap I), 500.000 tahun yang lalu (tahap II) dan 74.000 tahun yang lalu (tahap III) yang kemudian terisi air hujan.

Prof, Chessner dan Prof. Sanaka dari San Diego University adalah dua orang ahli geologi yang sangat konsen mengadakan riset tentang Danau Toba sejak 10 tahun lalu. Menurut mereka, bukti dahsyatnya letusan Gunung Toba Purba dibuktikan dengan adanya sebuah gunung di India yang material batu-batuannya sangat sama dengan batu-batuan yang ada di Samosir saat ini. Ini membuktikan betapa dahsyatnya letusan terakhir supervolcano Toba Purba itu sehingga lemparan larvanya sampai ke daratan India.

Baca juga: http://www.gapuranews.com/danau-toba-anugerah-sang-pencipta-untuk-penduduk-dunia-1/

Letusan dahsyat supervolcano Toba Purba itu ditenggarai telah menyebabkan terjadi perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi yaitu terjadinya “Volcanic Winter” atau tahun tanpa musim panas karena debunya menyebabkan intensitas cahaya matahari tinggal satu persen. Hal ini menyebakan terjadinya zaman es dan tumbuhan tidak bisa berfotosintesis. Erupsi terakhir yang terjadi sekitar 74.000 tahun lalu itu juga telah meluluhlantakkan  sebagian peradapan dunia dan menyebabkan berubahnya pola migrasi penduduk bumi.

Saat ini kita hanya menyaksikan keindahan alam yang menakjubkan di Kawasan Kaldera Toba itu seakan-akan aktifitas vulkanismenya sedang tidur nyenyak. Padahal Prof. Chessner dan Prof. Sanaka memperkirakan vulkanisme supervolcano Toba Purba itu masih tersisa dan tetap berlangsung ditandai dengan munculnya Gunung Pusukbuhit di tepi Danau Toba.

Kawasan Kaldera Toba memiliki morfologi perbukitan bergelombang dan terjal dengan lembah-lembah yang menjadi batas caldera rim watershed (kaldera pembatas air) berbentuk perbukitan (43%), pengunungan (30%), dan sisanya dataran tempat penduduk beraktifitas (27%). Kaldera Toba menyisakan fenomena alam yang sangat luar biasa karena di setiap sudut kalderanya memiliki keanekaragaman budaya, hayati dan jenis batu-batuan
yang memiliki nilai setara warisan dunia lainnya. Dengan kekayaan yang luar biasa ini masyarakat diharapkan memiliki kearifan lokal dan menjaga keharmonisan hidup dengan alamnya.

Pasca pemekaran kabupaten di Sumatera Utara, kawasan Danau Toba termasuk ke dalam wilayah tujuh kabupaten yaitu Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Dairi, Kabupaten Tapanulu Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun. Ketujuh pemerintah kabupaten ini memiliki peranan sendiri-sendiri dalam konsep pengembangan Geopark Kaldera Toba ini.

Foto: Kaldera Gunung Toba. (ist)
Foto: Kaldera Gunung Toba. (ist)

Menurut Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir Ir. Thiodora Sihotang, MAPA, Geopark Kaldera Toba dibagi dalam empat geoarea berdasarkan pusat-pusat letusan supervolcano Toba Purba itu. Keempat geoarea yang mempunyai keunikan sendiri adalah: (1) Geoarea Kaldera Porsea memiliki keunikan Geosite di Tiga Ras, Parapat, Taman Eden dan Balige. (2) Geoarea Kaldera Haranggaol memiliki keunikan Geosite  Haranggaol, Tongging, dan Silalahi. (3) Geoarea Kaldera Sibandang memiliki keunikan Geosite Bakkara, Tipang, Paranginan, Muara dan Silangit. (4) Geoarea up doming (resurgent) Samosir dengan keunikan Geosite Tele, Pusuk Buhit dan Pulau Samosir. “Geoarea Porsea memiliki total 6 geosite, geoarea Haranggaol memiliki total 8 geosite, geoarea Sibandang memliki total 10 geosite dan geoarea Samosir memiliki 23 geosite,” ungkapnya. (bersambung/gr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *