5 Seniman Tampil Dalam ‘Romansa Hidraulik Merah Jambu’

oleh -629 views
Foto: Artis yang akan tampil dalam 'Romansa Hidraulik Merah Jambu' (ist)

YOGYAKARTA – Peserta program Seniman pascaterampil akan mementaskan karya kolaborasi pada perhelatan Jagongan Wagen edisi kelima di tahun ini. Karya yang diberi tajuk ‘Romansa Hidraulik Merah Jambu’ tersebut akan dipentaskan pada 27 Juli 2019 di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja Ds. Kembaran Rt.04-05, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Karya ini berupaya untuk mengangkat isu fanatisme.

Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) bersama Bakti Budaya Djarum Foundation meneruskan investasi panjang dalam dukungan fasilitasi ruang presentasi karya seniman muda melalui program Jagongan Wagen.

Pada edisi kelima Jagongan Wagen di tahun ini, PSBK menghadirkan peserta program Seniman Pascaterampil. Fasilitasi akses studio penciptaan, kuratorial dan produksi pementasan berlangsung di kompleks art center PSBK sejak awal Juni 2019.

Lima seniman dari peserta program Seniman Pascaterampil yang akan tampil pada Jagongan Wagen edisi Juli ini berasal dari disiplin seni yang berbeda-beda. Mereka adalah Candrani Yulis (Seniman Rupa), Chrisna Banyu (Seniman Rupa), Kurniaji Satoto (Seniman Teater), Miftahuddin Palannari (Seniman Teater), Riyanti Wisnu (Seniman Teater).

Romansa Hidraulik Merah Jambu adalah sebuah pertunjukan yang digagas oleh para seniman sebagai respon atas fenomena fanatisme. Romansa adalah penggambaran tentang perjuangan yang berbasis fanatisme. Sedangkan hidraulik merah jambu dihadirkan untuk menandai pergolakan-pergolakan yang terus tumbuh pada jiwa-jiwa yang labil.

Foto: Poster ‘Romansa Hidraulik Merah Jambu’ (ist)

Fanatisme pada umumnya hadir dari kesukaan yang sama, kesepakatan terhadap satu ide, dan keyakinan terhadap suatu kebenaran tertentu. Fatalnya, rasa fanatik yang marak sampai saat ini adalah dorongan untuk melakukan pembelaan atau bahkan pembenaran pada apa yang diyakini sebagai kebenaran absolut.

Salah satu yang menyebabkan fatalitas ini adalah hilangnya kesadaran seseorang ketika ia mengikuti atau bahkan menganut sosok tertentu, tanpa menimbang akibatnya. Pada saat yang sama ketika fanatisme terjadi, perjuangan seolah-olah menjadi kata kunci untuk mengesahkan segala pergerakan dan kedewasaan menjadi istilah yang paling sulit untuk ditemukan. Tak pelak konflik berebut benar pun terjadi.

Melalui karya ini para seniman ingin memperlihatkan tentang sebab-akbibat yang ditimbulkan oleh sebuah fanatisme. Mereka berharap karya ini dapat membuat masyarakat semakin menyadari bahwa fanatisme bisa mengakibatkan konflik yang merugikan. (**/gr)