CHIEF Operating Officer Chief Operations Officer (COO) Avilla Hospitality Management & Development, Hendry Setiono menilai bahwa Yogyakarta masih memiliki potensi pariwisata. Akan tetapi, potensi itu dari sisi penggarapannya belum maksimal.
Menggeluti bidang pariwisata tak pernah ada ujungnya, sebab, berlibur menuju objek wisata diburu masyarakat karena sudah menjadi bagian dari kebutuhan primer.
Demikian dikatakannya, saat peluncuran rencana pendirian hotel baru di Yogyakarta. Hotel bernama Berry Groove itu dibangun 2016 dengan prediksi selesai di akhir tahun 2017. Tiga keunggulan hotel berada di Jalan Nologaten itu pada view (pemandangan langsung melihat Merapi), trendi untuk kawula muda maupun pebisnis, dan area parkir bertingkat dengan sistem otomatik.
“Kita kelola banyak hotel di Bali, ingin memperluas. Yogyakarta menjadi pilihan pertama, karena banyak kesamaan dengan Bali dalam dunia pariwisata,” bebernya, Senin (1/2/2016).
Culture masyarakat, nature alam, dan buatan manusia menjadi daya tarik Bali dan Yogyakarta. Namun, jumlah kunjungan wisman untuk Yogyakarta jauh tertinggal dengan Bali yang mencapai lebih dari 4 juta orang asing.
“Kalau dibandingkan dengan Bali, kunjungan wisman di Yogya jauh tertinggal. Itu yang perlu dikerjakan bersama,” katanya.
Arie Liyono, Presiden Direktur PT Best & Beyond (yang membangun hotel), menyampaikan pantai yang ada di sisi selatan DIY, seperi Baron, Kukup, Krakal, Indrayanti, Saden, hingga sepanjang Parangteritis, luar biasa indah. Bahkan, Arie menyebut tak kalah dengan Bali.
“Pantai di Yogya itu luar biasa indah, mirip dengan yang ada di Bali, tapi belum tergarap maksimal,” katanya.
Untuk itu, pihaknya ingin menunjukan dalam mengelola pariwisata dengan profesional. Harapannya, kunjungan wisman meningkat dan berimbas pada masyarakat Yogyakarta.
Terkait rencana pembangunan hotel di Yogyakarta, Arie mengaku sudah siap. Nilai investasi hotel mencapai 40 hingga 50 miliar. Tak heran, pihaknya membuka peluang bagi pihak lain untuk berinvestasi.
“Dilantai paling atas ada kolam renang, bisa langsung merasakan hangatnya sinar matahari. Bule di Bali paling suka berjemur setelah renang,” paparnya.
Corporate GM Avilla Hospitality, Darma Suyasa menyampaikan, ada banyak paket wisata jika hotel itu sudah jadi. Pihaknya yang bekerjasama dengan banyak agen travel juga memiliki paket berkunjung ke Candi Prambanan dan Borobudur, meski wisman itu menginap di Bali. “Sayang kalau tidak menginap di Yogya, itu yang akan kita kelola dengan baik,” jelasnya.
Data banyak survey, 60 persenwisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia karena ingin mengetahui kekayaan budaya yang dimiliki negeri ini. Lalu, 30 persen wisman ingin menikmati pesona alam yang nature. Sisanya, karena buatan manusia, seperti Mice, sport tourism, beragam event, dan lainnya.
“Budaya itu jadi magnet, daya tarik wisman. Yogyakarta punya Kraton, makanya dikatakan Istimewa,” katanya. (gr)