3000 Rusa Berkeliaran di Pulau Alor, Manakjubkan!

Ilustrtasi foto Rusa Alor, NTT di alam raya (ist)

TIGA ribu rusa berkeliaran bebas alam raya. Pemandangan itu hanya terdapat di Kabupaten Kepulauan Alor, Nusa Tenggara Timur. Di provinsi yang berbatasan dengan Timor Leste ini banyak terdapat destinasi yang belum dijamah banyak tangan.

Ilustrtasi foto Rusa Alor, NTT di alam raya (ist)
Ilustrtasi foto Rusa Alor, NTT di alam raya (ist)

Pulau Alor juga memiliki segudang keunikan alam dan budaya. Pulau ini dijuluki Pulau Seribu Moko. Julukan Pulau Seribu Moko karena masyarakat penghuni Pulau Alor memiliki budaya unik, yakni merawat ribuan gendang perunggu (moko) yang menjadi pusaka sekaligus mahar perkawinan adat setempat yang memiliki filosofi bagi masyarakat Alor beserta berbagai kearifan lokal Alor.

“Kami punya Pulau Rusa yang dihuni sekitar 3.000 rusa,” tutur Bupati Alor, Amon Djobo, dalam jumpa pers di ruang rapat Lantai 16, Gedung Sapta Pesona, Kemenpar, Kl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (20/8/2015).

Selain itu, Alor juga memiliki banyak sekali bahasa daerah (Bahasa Suku), hingga kini ada lebih dari 40 bahasa. Kain tenun dengan ragam corak dengan pewarna alami merupakan nilai luar biasa yang dimiliki Alor. Alor tidak saja memiliki keragaman budaya setiap suku, namun memiliki kekayaan luar biasa soal kerukunan beragama sehingga Alor memiliki salah satu Alquran tertua (1519) di Indonesia dan tersimpan di museum Alor.

Kabupaten Alor yang masih asri dengan berbagai budaya unik yang perlu diperkenalkan sebagai tujuan wisata di daerah Indonesia Timur. Selain budaya yang masih asli Alor juga memiliki potensi alam yang sangat alami untuk penggemar adventure alam sebagai bagian dari rangkaian cincin api, gunung api sabuk pasifik yang kaya akan geoheritage.

Perairan Alor menjadi lintasan paus dan terkadang memiliki arus bawah air sedingin -5 derajat celsius yang berasal dari lingkar Kutub Selatan. Sehinga pertemuan arus ini ditandai dengan terapungnya ribuan ikan di luat dangkal.

Laut Alor terkenal dengan keindahan terumbu karang dan keindahan bawah laut untuk pengemar diving. Laut Alor adalah laut terindah sehingga media asing menjuluki bawah laut terindah mirip kepulauan Karibia.

Keindahan perjalanan ke Alor adalah keindahan perjalanan ke Timur Indonesia. Keindahan dan kekayaan alam dan budaya Alor, mendorong Way 2 East Indonesia bersama Pemda Kabupaten Alor menyelenggarakan Festival pertama di Alor yaitu Festival Bahari Alor.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan Kabupaten Alor punya unggulan wisatanya yaitu Pulau Rusa. Selain Pulau Rusa, ada 14 destinasi unggulan, yaitu: Kota Kalabahi, Pantai Maimol, Pulau Sika, Pantai Deere, Pantai Batu Putih, Pulau Kepa, Pulau Ternate, Gunung Sirung, Pulau Pantar, Pulau Pura, Pulau Buaya, Desa Monbang/Kabola, Desa Takpala, Desa Luba.

“Potensi wisata itu memang harus dipromosikan lebih gencar lagi. Potensi wisata di sana tidak kalah dengan luar negeri, hanya promosinya kurang sehingga masih ada wisatawan asing yang belum kenal. Untuk itu, Festival Bahari Alor diharapkan mampu menarik lebih banyak lagi wisatawan asing,” mujar Arief Yahya dalam jumpa persnya di Kementerian Pariwisata, Jakarta, Kamis (20/8/2015).

Peserta Bahari Alor menargetkan bisa melibatkan 200 peserta dari dalam dan luar negeri. “Ini festival pertama yang akan digelar di Kabupaten Alor NTT yaitu Festival Bahari Alor 2015 yang akan digelar pada 16-18 September 2015. Dari festival ini kita harapkan bisa lebih banyak lagi kunjungan wisatawan,” ucap Arief.

Bupati Alor, Drs. Amon Djobo menambahkan bahwa Alor ini masih asri dengan berbagai budaya unik yang perlu diperkenalkan sebagai tujuan wisata di daerah Indonesia Timur. Di Alor ini juga banyak adventure alam sebagai bagian dari rangkaian cincin api, gunung api sabuk pasifik yang kaya akan geoheritage.

“Wisata Indonesia Timur memang perlu dieksplore lagi. Selain Raja Ampat dan Pulau Komodo yang sudah dikenal, Alor juga tidak kalah menawarkan keindahan. Cuma harus diakui, infrastruktur di Alor perlu pembenahan. Seperti masalah transportasi, selama ini menjadi kendala pengembangan wisata di Alor,” katanya. (Nenny Sembiring)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *