Merevitalisasi Shohibul Hikayat, Sastra Lisan Betawi Yang Kian Punah

Pertunjukan Shohibul Hikayat berjudul Hikayat Abu Wahmi Garapan Bang Atien Kisam
Pertunjukan Shohibul Hikayat berjudul ‘ Hikayat Abu Wahmi’ Garapan Bang Atien Kisam (Mat Tani Gendut)

BETAWI punya sastra lisan, satu diantaranya Shohibul Hikayat. Pertunjukan teater rakyat ini sudah sangat jarang ditampilkan. Sahibul hikayat adalah salah satu sastra lisan betawi yang berasal dari timur tengah. Sedang arti sohibul hikayat sendiri berasal dari bahasa arab, yang berarti yang ‘yang mpunya cerita’.

Sumber cerita yang dibawakan oleh sahibul hikayat di antaranya dari kisah – kisah persia, seperti kisah seribu satu malam, Nurul laila, Alfu Lail wal lail. Pembawa cerita sahibul hikayat yang cukup terkenal ada H. sofyan Jait, yang merupakan juga anak dari muhammad jait yang juga pembawa cerita sohibul hikayat yang wafat tahun 1970.

Bacaan Lainnya

Dalam Revitalisasi Shohibul Hikayat Pusat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, mengangkat ringkasan ‘Hikayat Abu Wahmi’ garapan Bang Atien Kisam bersama Bang Yahya Andi Saputra dan dibantu Bang Nasir Mupid, Abdul Aziz, serta Bang Ivan Ndut yang dipentaskan oleh para peserta Revitalisasi Shohibul Hikayat Pusat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (17/10/2015) di Gedung Pusat Laboratorium Tari & Kesenian Karawitan Condet, Jl Balai Rakyat No 64 Balekambang, Condet, Jakarta Timur, membuktikan bahwa peminat sastra lin masih banyak.

Pementasan tersebut dibuka oleh dua orang peserta yaitu Muhamad Jalaludin membawakan Hikayat ‘Ma’ruf Eskape’ dan Adni membawakan Hikayat ‘Nenek Mawar’ yang sangat memukau penonton yang sebagian besar anak-anak itu hingga terpancing untuk terlibat langsung dalam pentas tersebut.

Sastra lisan atau teater tutur Betawi yang menyuguhkan tontonan menjadi tuntunan, diantaranya Buleng, Shohibul Hikayat, Gambang Rancage, Jantuk. Dan sastra lisan atau teater tutur Betawi tersebut sudah jarang ditampilkan atau hilang tergerus kemajuan jaman.

“Mari kita semua bersama untuk terus menggali dan berupaya membina, mengembangkan, melestarikan, dan memanfaatkan sastra lisan tersebut. Sebab seni sastra lisan Betawi dapat menjadi alternatif profesi dan juga bisa bermanfaat untuk wadah berbagi ilmu dan berbagi kebaikan,” kata praktisi seni budaya Betawi Bang Atien Kisam, sela-sela pertunjukan. (mtg/ziz)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *