SAKIP Bukan Sekadar Kewajiban Tapi Kebutuhan

Ronald Andrea Annas, saat menjadi narasumber dalam Diskusi dan Sosialisasi Online (Disko)

JAKARTA – Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) oleh seluruh instansi pemerintah tidak boleh hanya dipandang sebagai kewajiban. Lebih dari itu, SAKIP seharusnya disadari sebagai kebutuhan mendasar untuk meningkatkan kinerja.

Hal tersebut disampaikan Asisten Deputi Perumusan Kebijakan Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur, dan Pengawasan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Ronald Andrea Annas, saat menjadi narasumber dalam Diskusi dan Sosialisasi Online (Disko), Senin (20/4/2020).

Bacaan Lainnya

“Kami ingin pemda mengerjakan SAKIP karena kebutuhan. Bahwa pemda butuh AKIP untuk menyempurnakan kinerjanya,” ujar Ronald.

Dalam pemaparannya, Ronald mengibaratkan SAKIP dengan kegiatan sederhana yakni menyikat gigi. Menyikat gigi akan tetap dilakukan seseorang meskipun tidak ada perintah atau aturan yang mengikat. Ini karena, orang tersebut sadar bahwa sikat gigi adalah untuk kebaikan dirinya.

“Seperti yang saya ibaratkan dengan menyikat gigi, kedepan kita berharap pemda tidak lagi rule based, artinya nantinya tidak ada lagi perbaikan yang baru akan dilaksanakan jika ada perintah atau ada aturannya,” imbuhnya.

SAKIP adalah alat bantu yang digunakan Kementerian PANRB untuk memastikan setiap instansi pemerintah dapat mempertanggungjawabkan manfaat atau hasil atas setiap rupiah dari anggaran yang mereka gunakan. Menurut Ronald, SAKIP bisa membantu untuk memastikan instansi pemerintah dalam menerapkan anggaran berbasis kinerja.

Dengan anggaran berbasis kinerja, tiap rupiah anggaran instansi pemerintah harus memiliki hasil dan manfaat bagi masyarakat. Pemilihan program dan kegiatan juga harus dilakukan dengan cermat agar bisa sesuai dengan prioritas dan sasaran pembangunan.

“SAKIP ini bisa membuat kita semakin pelit untuk mengeluarkan anggaran di luar kinerja, karena prinsip yang dipegang adalah besaran anggaran dialokasikan harus sesuai dengan program dan kegiatan yang mendukung pencapaian prioritas pembangunan,” ujarnya.

Selain membahas mengenai SAKIP, Disko yang diselenggarakan oleh Kedeputian bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur, dan Pengawasan ini juga membahas tema lainnya. Disko edisi perdana membahas mengenai Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) 2020. Sekretaris Deputi Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur, dan Pengawasan Kementerian PANRB Didid Noordiatmoko hadir sebagai narasumber saat itu.

Disko rencananya akan terus dilaksanakan setiap minggu dengan mengangkat tema yang berbeda-beda. Kegiatan tersebut dapat disaksikan langsung dari akun instagram Kedeputian bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur, dan Pengawasan Kementerian PANRB (@rbkunwas).

Sebelum mengakhiri Disko edisi kedua, Ronald juga mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk berkinerja maksimal dengan memanfaatkan berbagai sarana selama masa pelaksanaan tugas kedinasan di rumah/tempat tinggal (work from home).

“Dengan kecanggihan teknologi yang ada saat ini, kita tetap bisa melakukan pekerjaan dari rumah. Maka mari sama-sama kita tunjukan kinerja terbaik dimanapun dan kapanpun,” tutupnya. (ril/red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *