Opera Jawa Klasik di Tengah Modernisasi

Foto: Opera Jawa Klasik 'Kidung Dandaka' (ist)

SENI tari tradisi sering kali dikatakan sebagai kegiatan yang kurang menarik, karena saat ini para generasi bangsa lebih tertarik dengan kemajuan teknologi. Tak dapat dipungkiri, era globalisasi ini berdampak pada minat remaja akan seni tradisi.

Foto: Opera Jawa Klasik 'Kidung Dandaka' (ist)
Foto: Opera Jawa Klasik ‘Kidung Dandaka’ (ist)

Melihat dari kedaan ini, Yayasan Abisatya Sarasati mengambil bagian untuk mengajak para remaja mencintai tarian tradisional, serta turut menjaga warisan budaya leluhur bangsa Indonesia dengan mempersembahkan satu karya opera jawa klasik yang bertajuk “Kidung Dandaka”. Pergelaran tersebut terinspirasi dari cerita Ramayana yang disadur dari buku Anak Bajang Menggiring Angin karya Rm Sindhunata.

Bacaan Lainnya

Kali ini promotor acara seni kreatif tersebut bekerjasama dengan Padneçwara sanggar tari yang kini berusia 40 tahun. “Kidung Dandaka” berkisah tentang Rama dan Sinta yang harus menjalani pembuangan di hutan selama 13 tahun, semua berawal dari kemenangan Rama dalam sayembara Mantili yang membawanya pada kesengsaraan. Cobaan dan penderitaan terus datang pada Rama sampai ia harus berpisah dengan Sinta.

Baca juga:3 Maestro Tari Tampilkan Opera Jawa Klasik ‘Kidung Dandaka’ 22-23 April 2016 di Gedung Kesenian Jakarta

http://www.gapuranews.com/3-maestro-tari-tampilkan-opera-jawa-klasik-kidung-dandaka-22-23-april-2016-di-gedung-kesenian-jakarta/

Cinta Rama dan Sinta menjadi perlambang persatuan sejati, cinta yang bisa melebur dosa-dosa manusia. Untuk itulah Sinta rela menderita demi kesetiannya pada Rama. Sinta telah berbuat segala-galanya, karena ia percaya dari penderitaannya, suaminya akan mendapat kemuliaan. Ia pun dengan tegar akan terjun ke dalam api yang hendak menguji kesuciannya. Ia tidak ingin membuktikan kesuciannya karena ia merasa tidak pernah menodai kesucian itu. Ia hanya ingin menunjukkan betapa bakti dan cintanya terhadap satria Ayodya yang dimuliakannya.

Pergelaran opera jawa klasik “Kidung Dandaka” diharapkan dapat menjadi tontonan masyarakat masa kini yang bukan saja memikat, namun mampu menggerakkan hati para penontonnya untuk mengambil bagian dalam menjaga seni tradisional Indonesia.” ujar Andang W. Gunawan selaku Produser Eksekutif.

Andang berharap pertujukan tari ini bisa menghidupkan kembali minat remaja akan tarian tradisional yang mulai ditinggalkan dan kini saatnya mereka bangga akan warisan budaya leluhur bangsa Indonesia. Pementasan opera jawa klasik ini merupakan salah satu bagian dari program pemerintah untuk melestarikan dan mempromosikan budaya Nusantara. (gr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *