Kampung Merabu Episode ‘Simpul Belajar’

Foto: Perjalanan ke Kampung Merabu. (ist)

Oleh:  Hana Kelana

Sudah pernah mendengar nama kampung Merabu? Saya jamin hanya segelintir orang Indonesia yang bisa menjawabnya! Apa sih istimewanya kampung ini, sehingga banyak peneliti asing dari belahan Eropa sampai peneliti lokal dan nasional begitu penasaran dengan kampung ini?

Bacaan Lainnya
Foto: Perjalanan ke Kampung Merabu. (ist)
Foto: Perjalanan ke Kampung Merabu. (ist)

Mengapa para pesohor dari Wanadri sekelas Akang Pindi Setiawan, Abah Djukardi ‘Bongkeng’ Adriana, Akang Galih Donikara, Iwan Kwecheng(Seven Summiters), dll sampai meluangkan waktu khusus untuk mengenal kampung ini?

Bahkan brand merk outdoor sekelas EIGER dengan team dan personal kelas dunia sampai melakukan ekspedisi khusus ke kampung ini (Ekspedisi Black Borneo Mountain)? Penasaran? Sebaiknya anda sekalian melihat langsung ke kampung ini, karena anda tidak akan mendapar referensi yang memuaskan dahaga petualangan alam dan budayanya kecuali berada langsung di kampung ini.

Kampung Merabu adalah salah satu kampung yang secara adminsitratif berada di Kecamatan Kelay Kabupaten Berau Kalimantan Timur. Dengan wilayah seluas 22.000 Ha kampung ini berada di dalam areal kawasan hutan dengan status 40% Hutan Produksi dan 60% Hutan Lindung.

Kampung yang sudah memiliki Peta 3 Dimensi ini dihuni oleh 195 Penduduk dengan jumlah 55 KK, dengan mayoritas bersuku Dayak Lebbo yang masih merupakan kerabat dekat dari suku Dayak Lebo Merapun, Panaan, dan Mapulu Tintang dan satu rumpun dengan Dayak Wehea. Mayoritas masyarakat yang mendiami kampung merabu memeluk kepercayaan 60% Kristen dan 40% Muslim.

Merabu yang juga memiliki slogan Kampung ASIK (Aman, Sehat, Indah, dan Kreatif) selama ini masyarakatnya sangat bergantung dengan hasil Hutan. Salah satu dari sekian banyak hasil hutan yang menjadi andalan merabu dan saat ini dalam tahap pengembangan pemasaran adalah Produk Madu Merabu.
Madu murni yang merupakan hasil asli dari hutan merabu ini dalam sekali musim madu dapat menghasilkan sampai dengan 3000 liter. (Saya pribadi sudah merasakan kelezatan madunya sampai tiga liter)

Perjalanan ke kampung Merabu, sebaiknya satu paket dengan event budaya Lom Plai (Pesta Panen) Dayak Wehea (Muara Wahau/Wehea) yaitu pada kisaran tanggal 25 April setiap tahunnya.

Usai acara Lom Plai, kita bisa langsung melanjutkan perjalanan menuju Kampung Merabu dari Tanjung Redeb kurang lebih selama 3 jam perjalanan melalui jalan darat, kemudian menyebrangi Sungai Lesan yang merupakan aliran sungai yang menghubungkan kampung Merabu, jika debit air sedang surut kita bisa menyeberang jalan kaki atau dengan kendaraan.

Foto: Hana Kelana (ist)
Foto: Hana Kelana (ist)

Sampai di kampung Merabu kita istirahat di rumah-rumah penduduk, sekalian mengurus perizinan dan ramah-tamah dengan warganya, mengatur persiapan untuk petualangan menembus hutan karst, gua (gua purba)Beloyot, sungai, danau di tengah hutan, dan lain-lain. (biro kaltim/gr)

Karena banyaknya dokumntasi kegiatan budaya dan alam di kampung ini, maka kami buat bersambung. Dan album ini kami persembahkan sebagai penghormatan khusus dari kami kepada segenap masyarakat kampung Merabu

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *