DUA karya sastrawati yang dimiliki Indonesia yakni Sastri Bakry dan Zubaidah Djohar  diperbincangkan di Negeri Melaka, Malaysia, Sabtu (7/11/2015), di Lanai Seni Kebudayaan dan Kesenian Negeri Melaka.
Jabatan Kebudayaan dan Kesenian Negeri Melaka mengundang kedua penyair asal Minangkabau dan Aceh itu, dan karya-karyanya dibahas Kritikus Malaysia Djazlam Zainal, dan Dra. Zusneli Zubir, M.Hum (Peneliti dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang).
Di antara karya Sastri Bakry yang akan diperbincangkan adalah puisi-puisi yang termaktub di buku “Hati Prajurit di Negeri Tanpa Hatiâ€.
Buku ini terbit tahun 2015 yang ditulis Sastri Bakry dan juga memuat sejumlah puisi sang ayah yang seorang penyair, almarhum Zaidin Bakry. Sastri Bakry juga dikenal sebagai aktivis perempuan, birokrat, dan aktif di berbagai kegiatan sosial.
Sementara karya Zubaidah Djohar, penyair asal Aceh namun lahir di Bukittinggi Sumatera Barat, adalah buku puisi “Pulang Melawan Lupaâ€.
Zubaidah Djohar dikenal aktivis kemanusiaan, peneliti dan penyair Indonesia. Di masa konflik Aceh, ia banyak menyuarakan masalah kekerasan di Aceh dalam syair-syair puisinya.
Selain membahas karya-karya Sastri Bakry dan Zubaidah Djohar, pada kesempatan tersebut juga ditampilkan pembacaan puisi dari sejumlah penyair Indonesia dan Malaysia.
Ikut serta dalam rombongan Himpunan Wanita Karya (HWK) Sumatera Barat, Sumbar Talenta, dan Muhammad Subhan (penulis, novelis, pegiat Forum Aktif Menulis Indonesia).
Di sesi hiburan, talenta-talenta muda dari Sumbar Talenta binaan HWK Sumbar, akan menyemarakkan acara dengan penampilan musikalisasi puisi. (rl/gr)