Cagar Alam Dolok Sibualbuali (1)

Foto: Gunung Sibualbuali, Sipirok, tertutup kabut. (gardo)

Gunung Sibualbuali hanya satu dari sekian banyak gunung yang berbaris dan dikenal sebagai gugusan Bukit Barisan
PESONA ALAM

Teks: Budi Hatees

Bacaan Lainnya

Dolok (Gunung) Sibualbuali di Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, jarang tertangkap telinga wisatawan sebagai salah satu destinasi wisata di Provinsi Sumatra Utara yang pantas dieksplor. Namanya kalah tenar dibanding Dolok Sibolangit di Tapanuli Tengah atau Pusuk Buhit di Tapanuli Utara.

Tapi telinga saya sangat akrab dengan nama Tor Sibualbuali. Gunung ini hanya satu dari sekian banyak gunung yang berbaris dan dikenal sebagai gugusan Bukit Barisan. Dari kejauhan posisinya seakan-akan ingin memagari Kecamatan Sipirok yang ada di lereng dan kakinya. Warnanya yang hijau kebiru-biruan sudah menjadi satu isyarat, bahwa Tor
Sibualbuali adalah sebuah kawasan hutan yang dilindungi.

Tor Sibualbuali merupakan bagian utama dari Hutan Kawasan Dolok Sibualbuali yang luasnya lebih 6.000 hektare. Kawasan hutan ini masih asri dengan pohonan yang masih rapat. Hutan kawasan ini dilindungi bukan saja karena cmenjadi tangkapan air (water catchment area) untuk mengairi areal peswahan warga Kecamatan Sipirok. Hutan ini juga chabitat dari harimau, rusa, kambing hutan, tapir, kucing hutan, ayam hutan, burung rangkong, orang utan, siamang, cberuk, monyet, kancil, trenggiling, dan berbagai jenis flora dan fauna yang dilindungi.

Pada salah satu desa di Kecamatan Sipirok itulah saya lahir dan dibesarkan. Anak-anak muda dari desa-desa di ckecamatan itu acap naik ke puncak gunung untuk menikmati panorama alam yang memesona. Dari puncak gunung itu, akan terlihat bentangan pesawahan yang luas dan barisan bukit yang hijau membentuk sebuah cekungan dan
Kecamatan Sipirok ada di tengah-tengahnya.

Foto: Penulis (baju kuning) dan Ardi Yunus Siregar. (ist)

PERJALAN DENGAN SEPEDA MOTOR

Ditempuh mengendarai sepeda motor dari Desa Parandolok, perkampungan terdekat dengan Tor Sibualbuali, hanya butuh waktu 20-25 menit hingga sampai ke tanda batas Hutan Kawasan Dolok Sibualbuali. Sepeda motor mudah cdiperoleh diperoleh di Desa Parandolok. Banyak warga yang menyewakan sepeda motornya bagi siapa saja yang ingin ke puncak Tor Sibualbuali.

Desa Parandolok itu selalu ramai karena memiliki destinasi wisata yang selalu dikunjungi wisatawan, yakni Pemandian cAir Panas. Mata air air panas di desa ini, diyakini warga berasal dari urat air panas yang mengalir dari kepundan Tor cSibualbuali.

Akhir tahun 2016 lalu, bertepatan saat memasuki Tahun Baru 2017, saya berkesempatan kembali naik ke puncak Tor Sibualbuali bersama Ardi Yunus, warga Desa Parandolok. Ia sangat paham seluk-beluk Hutan Kawasan Dolok cSibualbuali. Terakhir kali menakik jalan terjal ke puncak itu pada 2012, ketika itu saya juga ditemani Ardi Yunus.

Kami melalui jalur yang sudah umum dilalui, sebuah jalan berbatu yang batal dikembangkan Pemda Kabupaten Tapanuli cSelatan sebagai jalur ring road Kota Sipirok. Kota Sipirok adalah Ibu Kota Kabupaten Tapanuli Selatan. Kantor Bupati Tapanuli Selatan ada di kaki Tor Sibualbuali. Tahun 2007, Pemda Kabupaten Tapanuli Selatan membuka jalan yang
membelah dua Hutan Kawasan Dolok Sipirok.

Program pengembangan infrastruktur itu diprotes masyarakat karena jalan itu memutus jaringan mata air yang berkumpul menjadi sungai. Banyak sungai yang jadi kering setelah jalan itu dibangun, sehingga lahan pertanian tidak bisa lagi berproduksi.

Tahun 2012 lalu, badan jalan yang sudah diberi batu pecah itu masih terlihat. Ketika kami melintasinya kembali tahun 2016, jalan itu sudah ditutupi semak perdu dan ilalang. Bentuknya tinggal jalan setapak yang hanya bisa dilalui sepeda motor. Medan yang dilalui jadi tak bisa ditebak. Roda sepeda motor kadang menghantam batu belah yang keluar dari
badan jalan. Tapi perjalanan menjadi lebih asyik, karena semak perdu dan ilalang berubah menjadi habitat burung-burung, kupu-kupu, dan serangga.

Kehadiran kami dengan deru mesin sepeda motor yang nyaring, mengagetkan kawanan burung dan ayam hutan. Suara mereka yang riuh saat menghindar adalah pesona yang tidak bisa dilewati begitu saja. Sayang, kamera tak bisa menangkap burung-burung dan ayam hutan yang menghilang di balik kanopi Hutan Kawasan Dolok Sibualbuali. (bersambung/gardo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *