Budak Pontinak Mampu Bikin Film

jaladri film

[dropcap color=”#888″ type=”square”]S[/dropcap]iapa bilang orang daerah tidak membikin film. Buktinya, budak (anak) Pontianak Agung Trihatmojo mampu menghasilkan karya sinematografi yang apik. Lewat film berjudul ‘Jaladri Sang Pejuang’, film bertema kehidupan masyarakat di perbatasan Indonesia-Malaysia itu masuk tiga besar Festival Gatra Kencana yang digelar TVRI.

Tatkala penayangannya perdana di XXI A Yani Megamal, Rabu (27/8) pagi kemarin, karya sineas daerah ini mendapat sambutan meriah di Kota Pontianak. Tidak main-main, pengelola bioskop meluncurkan 600 tiket untuk film ‘Jaladri Sang Pejuang’ dan semuanya habis terjual.

“Saya berharap, nanti bisa lolos ke Festival Film Cannes di Prancis,” kata sineas muda berbakat ini.

Bahkan, Ketua DPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kalimantan Barat, Muhammad Rifal mengaku bangga dan memberikan apresiasi besar kepada para sineas Kalbar tersebut.
Film ini yang disutradarai, Agung Trihatmojo ini sendiri bercerita tentang perjuangan seorang anak kecil-Jaladri yang hidup di sebuah desa di perbatasan Kalbar–Indonesia dengan Malaysia. Walaupun hidup penuh keterbatasan pembangunan, Ia tetap cinta keluarga dan Republik Indonesia.

“HIPMI sangat bangga atas keberhasilan penyelesaian pembuatan f ilm ini. Yang sangat membanggakan karena hasil karya anak-anak Kalbar. Baik sutradara maupun para pemain serta kru lainnya adalah anak-anak Kalbar. Pemeran Emak-Uray Hilda adalah anggota HIPMI,” aku Muhammad Rifal usai nonton bareng ‘Jaladri Sang Pejuang’ di XXI A Yani Megamal.

Dikatakan Rifal, film ini mampu mengguggah rasa kebangsaan anak-anak bangsa dan juga diharapkan membuka perhatian pemerintah pusat untuk serius membangun ‘beranda’ depan perbatasan tersebut. “Pembangunan perbatasan bukan sekedar perlu lagi, tetapi sudah sangat mendesak dipercepat mengingat segala aspek sangat jauh tertinggal,” harap Rifal.

Film ini sendiri, ucap Rifal juga seiring dengan program kerja HIPMI Kalbar bagi pengembangan ekonomi kreatif. “Banyak dampak dari film ini, selain nilai kebangsaan yang sangat penting dan penggambaran kondisi kehidupan perbatasan, juga melahirkan kepercayaan diri para anak-anak kreatif Kalbar,” ucapnya.

HIPMI sendiri, aku Rifal bersama stakeholder lainnya seperti TVRI Kalbar, Bank Kalbar, Institut Indonesia Moeda, RRI dan pihak lainnya ikut mensupport produksi film ini. “Kita yakin film hasil anak-anak Kalbar ini merupakan kebutuhan dan menjadi kebanggaan sendiri. Apalagi, sudah menembus tiga besar festival Gatra Kencana yang digelar TVRI pusat,” ucap Rifal bangga. (gardo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *