Braja Harjosari, Rutin Didatangi Bule

Foto: Wisman mancanegara di Braja Harjosari, Lampung Timur. (ist)

Warga Desa Braja Herjosari sering menggelar jaga malam untuk mengawasi agar kawanan gajah dari kawasan TNWK tidak masuk ke areal budidaya milik masyarakat

LAMPUNG TIMUR – Tidak perlu ke luar negeri bila ingin hidup berdampingan dengan bule. Masyarakat Desa Braja Herjosari, Kecamatan Braja Selebah, Kabupaten Lampung Timur, membuktikannya. Warga di desa yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) ini justru rutin didatangi bule dari mancanegara sejak 2015 lalu.

Bacaan Lainnya

Mulai Selasa, 14 Feberuari 2017, sebanyak 10 pelajar asal Australia mampir ke Desa Braja Herjosari, sebuah desa yang menyatakan dirinya sebagai “Desa Wisata” di Kabupaten Lampung Timur. Bule-bule itu datang untuk menjalani kehidupan sebagaimana layaknya warga setempat. Mereka tinggal di homestay, rumah-rumah warga yang dirancang sebagai tempat tinggal. Sudah ada 25 homestay dibangun warga untuk para wisatawan yang datang.

Tidak sekadar tinggal, bule-bule itu juga hidup layaknya warga desa. Melakukan kerja sebagai petani, turun ke petak-petak sawah, baik menanam padi maupun tanaman lainnya. Mereka juga mandi dan makan seperti halnya warga lain. Tiap sebentar berinteraksi dengan masyarakat, tidak jarang masuk ke sekolah-sekolah untuk mengobrol dengan anak-anak yang sedang belajar.

“Kalau warga sedang jaga malam, mereka juga ikut,” kata Misbakul Munir, Kepala Desa Braja Harjosari, di Lampung Timur, Kamis, 16 Feberuari 2017.

Dia mengatakan, warga Desa Braja Herjosari sering menggelar jaga malam untuk mengawasi agar kawanan gajah dari kawasan TNWK tidak masuk ke areal budidaya milik masyarakat. Bule-bule ikut mengusir kawanan gajah seperti halnya warga mengusir binatang berbelalai itu.

Semua yang dilakukan bule-bule itu, bagian dari paket wisata yang ditawarkan warga Desa Braja Herjosari sejak 2015 lalu. Pada 2016, desa tersebut ditetapkan sebagai desa wisata. Di Kecamatan Braja Selebah, ada tujuh desa. Desa-desa itu berbatasan langsung dengan TNWK. Tiap desa yang merupakan desa penyanggah TNWK, mengembangkan pariwisata dan menawarkan destinasi wisata agro kepada wisatawan mancanegara.

Misbakul Munir mengatakan, sudah banyak wisatawan mancanegara berkunjung ke desanya seperti dari Amerika, Australia, dan Kanada. Para wisatawan itu awalnya datang ke TNWK. Dari sana, mereka akan masuk ke Desa Braja Herjosari.
“Setelah 10 mahasiswa asal Australia ini, akan ada lagi rombongan kedua,” katanya.

Banyak kegiatan masyarakat di Desa Braja Herjosari. Mulai dari usaha pertanian, budidaya jamur, agrowisata jambu kristal, sampai pada kerajinan membuat tungku. Bule-bule yang datang ditawarkan kegiatan-kegiatan tersebut. “Saat-saat tertentu, kami menyuguhkan pertunjukan kesenian Lampung dan Bali. Mereka boleh ikut kegiatan, baik menabuh alat musik maupun menari,” katanya.

Dari sekian banyak kegiatan yang ditawarkan warga Desa Braja Herjosari, para bule lebih menyenangi kegiatan pengamatan satwa gajah liar yang masuk ke permukiman warga. Mereka rela menunggu pada malam hari sambil bakar-bakar ikan. (budi hts/gr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *