2 Pelukis 2 Negara Berkolaborasi Dalam Pameran Bertajuk ‘Conversation: Endless Acts in Human History’.

Foto ilustrasi salah satu lukisan yang dipamerkan (gni)

DUA Pelukis dari dua negara, Entang Wiharso (Indonesia) dan Sally Smart (Australia) akan menampilkan karya terbarunya berkolaborasi bersama dengan seniman Australia dalam pameran yang digelar di Galeri Nasional Indonesia pada 14 Januari-1 Februari 2016 bertajuk ‘Conversation: Endless Acts in Human History’.

Foto ilustrasi salah satu lukisan yang dipamerkan (gni)
Foto ilustrasi salah satu lukisan yang dipamerkan (gni)

Conversation: Endless Acts in Human History merupakan kolaborasi unik antara dua seniman, yang bertemu di Melbourne pada tahun 2012 yang kemudian menjadi teman dekat sejak itu. Setelah berhasil dengan karyanya masing-masing, untuk pertama kalinya Wiharso dan Smart bekerja sama dalam pameran skala besar seperti ini.

Bacaan Lainnya

Berdialog untuk mengupas masing-masing karya dari Wiharso dan Smart, Conversation menghargai kehebatan sinergi dan perbedaan budaya dalam karya mereka. Dipamerkan di ruang utama Galeri Nasional Indonesia, Conversation akan menampilkan seni patung, lukisan dan instalasi yang kuat dengan metodologi teknik yang bervariasi, juga dengan karya yang berhasil menghantarkan kesuksesan karir Wiharso dan Smart.

Conversation: Endless Acts in Human History dengan dialog dan diplomasi sebagai sistem yang saling berhubungan, telah diproduksi dan direproduksinya aspek sosial dan budaya, yang pada akhirnya tertanam dalam individu, institusi dan states.

Pada konteks ini, Wiharso dan Smart menjelajahi kompleksitas dari hubungan personal (terdiri dari tanggapan/tindakan/reaksi/interaksi), praktek kreatif dan tingkatan sosial juga aksi artistik. Menjelajahi hubungan konsep dan praktek formal mereka melalui ide-ide dan gambaran identitasnya serta politiknya, dengan merepresentasikan tubuh, organ dan dunia alamiah, karya-karyanya melintasi tematik dan teknik.

Wiharso mengatakan, “Saya dan Sally berbagi bermacam ketertarikan dan sering ide-ide yang khusus kerap muncul di dalam orientasi yang berbeda dalam karya kami, seperti tubuh dan organ, perbatasan dan tepian, sejarah, kolonisasi, dunia seni dan politik seni. Dan kami berdua menggunakan metodologi memotong (cutting) sebagai aksi konseptual (conceptual act) dalam praktik kesenian kami.”

Karya dalam pameran ini akan mengetengahkan kemiripan dan perbedaan dari praktik antara kedua seniman yang mana kehidupan dan praktik keseniannya terefleksikan begitu mendalam pada persoalan sosial, budaya, emosional, juga hubungan geografis dan sinergi. Conversation menggemakan hubungan kedua seniman tersebut, dan hubungan mereka dengan kelompok yang tua dan baru, organisasi dan institusi. Smart menekankan, “Ini merupakan sebuah tindakan kepercayaan dan pertemanan, sebuah percakapan antara kedua seniman, untuk menciptakan pameran yang berbicara melebihi kemampuan kita.” (gr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *