Situs Cangkuang, Garut Akan Dipoles Biar Bisa Menawan Wisatawan Macanegara

SITU CANGKUANG, Garut, Jawa barat sebagai kawasan wisata budaya yang mempunyai nilai jual dan menarik bagi wisatawan domestik maupun asing. Potensi ini harus terus digali. Demikianlah keinginan dari Pemerintah Kabupaten Garut.

Foto ilustrasi: Kawasan Danau Cangkuang (kalam)
Foto ilustrasi: Kawasan Danau Cangkuang (kalam)

“Banyak yang akan kita gagas, nanti Cangkuang akan dijadikan wisata budaya, targetnya 2016 wisata budaya itu,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut, Budi Gan Gan Gumilar kepada wartawan di Bandung, Selasa (26/1/2016).

Bacaan Lainnya

Sudah menjadi kewajiban pemerintah, lanjutnya, untuk melakukan pembenahan kawasan obyek wisata agar lebih menarik dan memberikan pelayanan serta menyediakan sarana dan prasarana yang nyaman. Situ Cangkuang degan cagar budayanya di Kecamatan Leles itu merupakan wisata unggulan di Garut yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun asing.

“Situ Cangkuang itu sangat menarik untuk dikunjungi, dan kita punya gagasan agar menjadi wisata budaya yang menjual,” katanya.

Budi menjelaskan upaya pengembangan wisata budaya itu di antaranya membenahi rumah adat Kampung Pulo tersebut agar lebih bersih mulai dari kamar mandi hingga halaman rumahnya.

“Kita sudah ketemu degan ketua adatnya agar diterapkan hidup bersih, budaya bersih, kamar mandinya bersih, halaman bersih, meskipun budaya mereka sebenarnya sudah bersih,” katanya.

Ia menambahkan wisatawan juga dapat melakukan aktivitas di sawah seperti mencangkul, ngobor, atau mencari belut yang memberikan kesan menarik.

Selanjutnya masyarakat kampung sekitar untuk mempertahankan budaya memasak menggunakan tungku, kemudian menawarkan makanan sekaligus mengajak makan di sawah atau di kebun.

“Nanti penyajiannya atau cara masaknya harus bersih, lalu diajak budaya antaran sangu (nasi) ke sawah, atau ditawarin makan di sawah atau di kebun,” katanya.

Budi melanjutkan, selain menawarkan wisata cagar budaya dan keindahan danau, pengunjung juga dapat menikmati keharmonisan dan bergaul bersama dengan masyarakat sekitar. “Ketika tiba waktu magrib ada kegiatan ngaji di masjid, budaya yang baik untuk dipertahankan,” katanya.

Budi  berharap pengembangan wisata yang memberdayakan masyarakat itu dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dari pendapatan hasil makanan yang dijual.

Untuk itu agar obyek wisata banyak pengunjungnya, sambung Budi, maka harus diperbaiki kebersihan lokasi wisata, keramahan kepada pengunjung, dan keamanan. (gr)

Pos terkait