Seniman Kontemporer Indonesia Tampil di Sofia Paper Art Fest 2019

Foto: Dubes RI Sofia bersama Dubes Italia dan Dubes Finlandia di Bulgaria mengagumi seni kertas instalasi karya Yudi Sulistyo berjudul “Dunia Tanpa Pijakan” (ist)

BULGARIA – Dubes RI Sofia, Sri Astari Rasjid, secara resmi membuka pameran kertas bertajuk ‘Eastern Rhythms’ di Triangle Tower Serdika, Jumat (10/5/2019).

“Ada rasa kebanggaan atas pameran seni kertas kontemporer yang pertama kalinya di Bulgaria. Pameran ini merupakan pembuka rangkaian acara Wonders of Indonesia 2019 yang merupakan rangkaian kegiatan diplomasi budaya Indonesia untuk meningkatkan kerjasama RI-Bulgaria di bidang Pariwisata, Perdagangan dan Investasi,” katanya.

Bacaan Lainnya

Pada acara pembukaan, selain pembacaan puisi berjudul ‘Kalau Kau Sibuk Kapan Kau Sempat’ karya KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) oleh Butet Kartaredjasa yang berhasil memukau penonton, juga ditampilkan Tari Gambyong, dan berbagai jenis kuliner nusantara.

Butet Kartaredjasa menyampaikan bahwa pameran senirupa ini merupakan bentuk nyata bahwa seni dan budaya dapat digunakan untuk menguatkan hubungan antar negara.

Menurut kurator dari Indonesia, Bambang Witjaksono, konsep kurasi dalam memilih dan menampilkan seniman Indonesia dengan karya berbeda untuk menampilkan potret Indonesia, mulai dari kuliner, budaya tradisional, tokoh, kondisi sosial, lingkungan hingga konsep individu senimannya.

Dubes RI bersama para Dubes negara sahabat yang hadir, Azarbaijan, Irak, Palestina, Tiongkok, Brasil, Mesir (ist)

Variasi karya seniman yang ditampilkan mempunyai bentangan tema, media maupun teknis yang sangat beragam, mulai dari cat air, papier mache patung, lukis dan foto. Background senimannya pun bermacam-macam, ada yang juga seorang seniman batik, seorang aktor panggung, printmaker, botanical artist, hingga seniman kontemporer.

Hal ini untuk menunjukkan bahwa media kertas adalah media yang sangat umum dan akrab serta selalu dipakai oleh seniman dengan berbagai disiplin ilmu, dari dulu hingga sekarang. Dan sangat ringan utk transportasi keluar negri.

Pameran ini diikuti oleh 17 seniman Jogja, dimana Dubes RI Sri Astari Rasjid juga ikut memamerkan karyanya berupa 3 buah karya fotografi berjudul Aku Diponegoro, Nyi Ageng Serang dn tari sakral Bedoyo yang mempertanyakan issue heroisme dn feminisme.

Karya-karya lain yang dipamerkan adalah Tema Kuliner, oleh Beng Rahardian. Tema tradisi, diangkat oleh Djoko Susilo dan Widiyatno dan Suroso. Tema sosial politik diangkat oleh Ivan Sagito, Surya Wirawan dan Ucup (Mohamad Yusuf). Tema lingkungan, oleh Emte (Muhamad Taufiq), Eunike Nugroho, Maryanto dan Yudi Sulistyo.

Butet Kertaradjasa membaca puisi Kalau Kau Sibuk Kapan Kau Sempat karya KH A Mustofa Bisri. (ist)

Untuk video art karya Eldwin Pradipta. Sementara Butet Kartaredjasa, Sigit Santosa, Iwan Effendi dan Restu Ratnaningtyas mengangkat tema yang sifatnya lebih personal.

Pengunjung pameran dari berbagai kalangan mulai duta besar negara sahabat, pejabat pemerintah, pebisnis dn pejabat pemerintah serta akademisi dn mahasiswa yang mengapresiasi berbagai karya yang ditampilkan dan memuji penyelanggaraan pamerannya. Berbagai masalah sosial yang diangkat dalam pameran juga dapat direfleksikan oleh berbagai pengunjung sebagai masalah yang dihadapi juga di negaranya.

Pameran yang berlangsung tanggal 3-26 Mei ini merupakan kerjasama antara AMATERAS Foundation di Sofia, Bulgaria dengan KBRI Sofia dan disponsori oleh Bank Negara Indonesia (BNI). Pameran kertas ini merupakan bagian event tahunan SOFIA PAPER ART FESTIVAL, dimana dipamerkan karya-karya dengan media kertas dan diikuti berbagai negara. (nurul/gr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *