Reportoar ‘Perempuan Perempuan Chairil’ Sisi Lain Chairil Anwar

Foto: Poster 'Perempuan Perempuan Chairil'

JAKARTA – Setelah sukses menggelar pementasan teater ‘Bunga Penutup Abad’ yang mengadaptasi karya sastra Pramoedya Ananta Toer di Jakarta pada Agustus 2016 dan di Bandung pada Maret lalu, Titimangsa Foundation kembali menghadirkan pementasan teater dengan tajuk ‘Perempuan Perempuan Chairil’.

Pementasan teater ‘Perempuan Perempuan Chairil’ yang didukung kembali oleh Bakti Budaya Djarum Foundation akan digelar selama dua hari yaitu tanggal 11 – 12 November 2017 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki.

Bacaan Lainnya

Pementasan ini akan mengangkat sosok Chairil Anwar dan mencoba mengungkap sisi lain dari seorang Chairil. Lakon ini akan menjadi “biografi puitis” dari Chairil Anwar; sebuah biografi yang digali dari puisi-puisi yang ditulisnya untuk perempuan-perempuan “yang dicintainya” baik secara terbuka atau pun diam-diam.

Dari kisah cinta yang penuh gelora hingga kisah cintanya yang romantis dan muram terpendam. Naskah pementasan ini terinspirasi dari buku berjudul “Chairil” yang ditulis oleh Hasan Aspahani.

Terselenggaranya pementasan teater ‘Perempuan Perempuan Chairil’ mendatang merupakan sinergi dari berbagai pihak yang sangat peduli terhadap keberlangsungan industri seni dan budaya tanah air terutama seni teater, salah satunya Bakti Budaya Djarum Foundation yang senantiasa antusias menghidupkan pentas-pentas teater Tanah Air.

Pementasan teater ‘Perempuan Perempuan Chairil’ ini, akan menampilkan aktris dan aktor terbaik Indonesia yaitu Reza Rahadian sebagai Chairil Anwar, Sita Nursanti sebagai Hapsah Wiriaredja, Chelsea Islan sebagai Sri Ajati, Tara Basro sebagai Sumirat dan Marsha Timothy sebagai Ida.

Selain itu, pementasan ini juga didukung oleh orang-orang yang berdedikasi di bidangnya yaitu Happy Salma sebagai Produser, Agus Noor sebagai sutradara, Hasan Aspahani (Supervisi Naskah), Wawan Sofwan (Acting Coach), Iskandar Loedin (Pimpinan Artistik), Artha (Penata Multimedia), Ricky Lionardi (Penata Musik), White Shoes and The Couples Company (Pengisi Lagu), Retno Damayanti (Penata Kostum), Fakhrudin (Penata Rias), Ritchie Ned Hansel (Desain Grafis) dan Tompi (Fotografer).

‘Perempuan Perempuan Chairil’ berkisah mengenai hubungan cinta Chairil Anwar dengan beberapa perempuan yakni; Ida, Sri Ajati, Mirat dan Hapsah (yang kemudian menikah dengan Chairil). Empat perempuan ini boleh dibilang bisa mewakili pergulatan cinta dan hidup Chairil. Ida adalah gambaran perempuan yang terpelajar, intelektual dan modern pada jamannya (ia sudah menyetir mobil pada tahun 40an itu). Ida menjadi semacam cinta platonis Chairil.

Sri Ajati disebut dalam sajak Chairil yang sangat romantik: Senja di Pelabuhan Kecil. Ajati perempuan yang cantik dan berwajah melankolis. Tipe perempuan yang menjadi pusat perhatian para lelaki. Perempuan yang kecantikannya mempesona siapa pun yang melihatnya. Pada Ajati lah pesona romantisme cinta Chairil muncul.

Saat-saat Chairil bertemu Mirat, inilah cinta penuh gelora pemberontakan Chairil Anwar, cinta yang menjadi tenaga yang menginspirasi sajak-sajaknya yang bergelora. Cinta yang membuat Chairil menjadi produktif menulis sajak. Namun, disini pula tragisme dan kemurungan Chairil kemudian banyak muncul dalam sajak-sajaknya.

Diujung hidup, akhirnya Chairil pun memilih bersikap realistis dalam hidupnya dan ia memilih menikah dengan Hapsah, seorang pegawai yang sudah punya gaji dan penghasilan tetap. Hapsah boleh dibilang bukan tipe perempuan ideal Chairil, bahkan perkawinannya banyak diwarnai pertengkaran karena Hapsah tidak bisa memahami kepenyairan Chairil. Tapi di dekat ajalnya, Chairil seakan menyadari cintanya pada Hapsah juga rasa hormatnya pada perempuan yang diperistrinya. Pada Hapsah cinta Chairil menemukan rumahnya, menemukan kehangatannya. (***/gr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *