Opera Batak ke Vietnam Tampil di Hanoi National Theatre

Proses Latihan di Padangpanjang (Enrico Alamo)

MEDAN – Tahun kedua kerjasama Pusat Latihan Opera Batak (PLOt) Siantar dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, Sumbar akan membawa Opera Batak ke Vietnam. Tahun 2018 lalu Opera Batak sudah ditampilkan di dua kota di Malaysia dengan judul: Sisingamangaraja XII, Tongtang I Tano Batak.

Tahun 2019 ini adalah tahun kedua dan garapan yang masih terkait dengan Sisingamangaraja dengan naskah yang berjudul: Ugamo Malim, Horja Bolon Naparpudi. Naskah ditulis oleh Thompson Hs (Direktur PLOt) dan Dr. Sulaiman Juned, S.Sn. (dosen dan Ketua Jurusan Teater ISI Padangpanjang.

Sedangkan sutradaranya Enrico Alamo, M.Sn juga dosen ISI Yogyakarta yang menyelesaikan pascasarjana di ISI Padangpanjang beberapa tahun lalu dengan mengangkat Opera Batak melalui bidang penciptaan.

Ugamo Malim, Horja Bolon Naparpudi menggambarkan situasi pasca tewasnya Sisingamangaraja XII. Berikut sinopsisnya:

“Kabar tewasnya Sisingangamangaraja XII tersiar ke mana-mana. Anggota keluarga yang sudah tertawan di Sidikalang menerima kabar itu dari Raja Sabidan, anak Sisingamangaraja XII yang lolos dari penembakan berdarah.

Bersama ibunya Boru Sagala, Sunting Mariam mengingat masa-masa lalu, termasuk permintaan Sisingamangaraja XII untuk melakukan ritual terakhir bersama keluarga dan semua pasukan. Suapan terakhir dengan lauk ayam masih sempat dilakukan Sunting Mariam kepada ayahanda sebagai tanda perpisahan.

Kabar itu juga diterima di tempat-tempat yang sudah takluk dengan kolonial. Terutama Ompu Ni Onggung dan Ompu Portahan Batu merasakan dendamnya terbalaskan atas tewasnya Sisingamangaraja XII. Mereka bergunjing tentang peran Guru Somalaing yang membela Sisingamangaraja dengan gagasan Ugamo Malim. Namun ternyata ditangkap, diadili, dan dibuang ke Pulau Jawa dengan dalih mengawal perjalanan Modigliani.

Para pengikut Sisingamangaraja XII yang masih tidak percaya dengan berita itu mendapat ancaman dan dipaksa tutup mulut kalau tidak mau membenarkan sang Raja sudah tewas. Mereka mengganggap Sisingamangaraja XII memiliki kesaktian dan tidak mungkin dapat dibunuh dengan cara apapun sebelum waktunya dipanggil Mulajadi Nabolon, Tuhan Pencipta langit dan bumi. Semua pengikut Sisingamangaraja XII memang menjadi tercerai-berai. Ada yang bergabung kemudian dan menyesuaikan diri dengan keadaan.

Di tempat-tempat rahasia para Parbaringin dan Raja Bius juga yakin kalau Sisingamangaraja XII belum tewas. Mereka merindukan upacara bersama dengan Sisingamangaraja XII. Tersiarlah berita kalau Sisingamangaraja XII melakukan penyamaran dengan berbagai nama baru.

Awalnya dikenal dengan nama samaran Sisiak Bagi. Kemudian dengan perjumpaan rahasia dengan Raja Mulia, salah satu murid kesayangan, menjadi salah satu saksi cara penyamaran itu dengan nama Patuan Raja Malim. Amanah Sisingamangaraja XII lewat Raja Mulia agar Ugamo Malim dipraktikkan sampai diterima kembali suatu saat.

Kesenduan musik upacara pun berbunyi kembali melalui irama gondang, menyatukan kesatuan langit dan bumi dalam kesucian.

HANOI

Garapan ini akan ditampilkan di Hanoi National Theatre, Vietnam dalam kegiatan Asia Pasific Bond Theatre Festival Schools bersama pertunjukan dari negara lain seperti Thailand, Filippina, Malaysia, Australia, Taiwan, India, dan Vietnam. ISI Yogyakarta juga hadir bersama dengan ISI Padangpanjang mewakili Indonesia. Jadual tampil Opera Batak pada 28 September 2019 dengan jumlah tim 20-an orang.

Berikut formasi Tim Opera Batak yang akan tampil di Vietnam dengan arahan Rektor ISI Padangpanjang, Prof. Dr. Novesar Jamarun, MS.

Enrico Alamo (Sutradara), Thompson Hs dan Sulaiman Juned (Penulis Naskah), Sherli Novalinda (Koreografer), I Dewa Nyoman Supenida dan Sriyanto (Komposer), Sulaiman Juned, Thompson Hs, Sriyanto, Fajat Eka Putra, Jeni Yuhardi, Junari, Budi Fadjrin, Lovia Tri Yuliani, Eli Susan, Solehah H. Nasution (Pelakon), Suci Intan Maulia, Sherli, Uli, Susan, Annisa Khairani, Soleha (Tortor dan Gerak), IDN Supenida, Sriyanto, Khairul Hatta, Yohanes Manik, Oktavianus Matondang (Pemusik) serta Muhammad Rafqi Anshar (Viedo Art).

Tim menyelesaikan proses berlatih sampai 24 September 2019 di Kampus ISI Padangpanjang sebelum berangkat menuju Hanoi pada 25 September 2019. Pengamat dari PLOt untuk tahun ini adalah Lenny Natalina. Sedangkan Oktavianus Matondang yang menjadi pengamat tahun 2018 lalu waktu pertunjukan di Malaysia terlibat sebagai pemusik.

Tim direncanakan kembali dari Vietnam pada 30 September 2019 dan memungkinkan untuk tampil di Indonesia sebelum garapan tahun depan terkait Siboru Lopian, putri Sisingamangaraja XII yang turut gugur pada tahun 1907. (red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *