Dramatic Reading Ikut Menutup Europalia

Foto: Cover Perempuan Dipinggir Danau. (ist)

KOELN  – Naskah “Perempuan di Pinggir Danau” (disingkat dengan PdPD) akan ditampilkan secara dramatic reading di Galerie Smend, kota Koeln Jerman pada Sabtu, 20 Januari 2018. Naskah yang ditulis oleh Lena Simanjuntak – Mertes pada 2013 secara bersamaan sudah diterjemahkan ke dalam tiga bahasa (Inggris, Jerman, Batak Toba).

Naskah itu juga sudah ditampilkan dalam bentuk pertunjukan, diskusi, fragmentasi, monolog, dan workshop di 23 tempat di Indonesia dan Jerman. Sedangkan untuk penampilan di Galerie Smend merupakan yang ke-24 setelah terjemahan kedua bahasa lain dirampungkan pada 2017. Kedua bahasa yang dimaksud adalah Spanyol dan Perancis.

Bacaan Lainnya

Dramatic reading akan dilakukan dalam lima bahasa (Indonesia, Inggris, Jerman, Prancis, Spanyol) dengan variasi pertunjukan ritual air dengan para penampilnya Lena Simanjuntak dan Thompson Hs (versi Indonesia), Karl Mertes, Ketua Deutsch – Indonesische Gesellschaft (DIG – Lembaga Jerman Indonesia), Sabine Mueller (penerjemah ke Jerman), Margarete Siebert (Penerjemah Perancis), Pilar Baumeister (penerjemah Spanyol), Rudolf Smend, dan Susanne Helmes. Sedangkan ritual air akan diisi oleh Lena Simanjuntak, Thompson Hs, dan Lenny Sipayung.

Acara dramatic reading ini dilakukan sebagai sebuah inisiatif untuk mendukung Acara Europalia yang akan ditutup pada 21 Januari 2018. Jadi sehari sebelum penutupan itu bentuk dukungan itu dilakukan di Galerie Smend pada 20 januari 2018, mulai pukul 17.00 waktu Jerman. Galerie Smend merupakan galeri batik terkenal di Jerman dan di Eropa. Yang sangat menarik dari penampilan ini juga adalah pembacaan Pilar Baumeister dengan cara braille. Salah satu kutipan terjemahannya ke Bahasa Spanyol sebagai berikut.

“Hola viento, exhala tu aliento a los siete árboles de Cemara. Déjame mezclar sus aromas en un Mantra que alabaré en todos los ocho puntos cardinales. Hola, Mujer a la orilla del lago, mezcla tus lágrimas en el Mantra, como amuleto contra tu sufrimiento” (Hai angin hembuskan nafasmu ke tujuh macam cemara. Biar kuramu wewangiannya.menjadi mantra, kan kutabur di delapan penjuru angin……..Hai perempuan di pinggir danau ramu airmatamu dengan mantra untuk menjadi tangkal penahan penderitaanmu). (Thompson Hs/gr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *