Diperlukan Eksperimentasi Untuk Mengembangkan Seni Budaya Betawi

budaya betawi (ziz)

UNTUK meningkatkan membina, mengembangkan, melestarikan, dan memanfaatkan seni budaya Betawi, Pemprov DKI Jakarta melalui Bidang Pengkajian dan Pengembangan Seni Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta menyelenggarakan kegiatan Pergelaran Eksperimentasi Seni Budaya Betawi Tahun 2015 (Pencak Silat Maen Pukul Aliran Sabeni Tanah Abang, Tari Zapin, Topeng Blantek).

budaya betawi (ziz)
budaya betawi (ziz)

Kegiatan tersebut diselenggarakan pada Jumat (6/11/2015) dihadiri oleh Taufik Ahmad, Bidang Pengkajian dan Pengembangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta beserta jajarannya, Rachmat Ruchiat, Sejarahwan Betawi, Drs. Yahya Andi Saputra, Tokoh Sastra Lisan Betawi, Atien Kisam, Koreografer dan Sutradara Seni Pertunjukan, Muhamad Taher, Seniman Sastra Arab, Komunitas/Sanggar Seni Budaya Betawi, Siswa/I SMK Se DKI Jakarta, serta warga masyarakat Bale Kambang, Condet, Jakarta Timur.

Bacaan Lainnya

Terselenggaranya kegiatan tersebut atas kerjasama Bidang Pengkajian dan Pengembangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta dengan SMKN 13 Jakarta Barat, serta para pengajar diantaranya Budi Sobar, praktisi teater, Anus Irwan, praktisi musik, serta Tarman Tri Darma, praktisi Silat, di Laboratorium Seni Karawitan dan Tari, Bale Kambang, Condet, Jakarta Timur.

Memang kami mengakui bahwa kegiatan ini belum apa-apa, tapi yang jelas barangkali ada benang merah dalam melestarikan dan mengembangkan seni budaya tradisi yang pernah ada di Betawi. Jadi nanti barangkali setelah kegiatan ini ada suatu rekomendasi sebagai acuan dalam pengkajian dan pengembangan seni budaya Betawi ke depan.

“Perlu diketahui bersama bahwa hasil dari kegiatan ini, Insya Allah dalam waktu dekat ini akan kami pentaskan di beberapa kota di Indonesia,” ungkap Taufik Ahmad, Bidang Pengkajian dan Pengembangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta.

Budi Sobar, praktisi teater yang dalam hal ini sebagai sutradara Topeng Blantek mengatakan bahwa permainan Topeng Blantek ini bermula dari 5 (lima) orang pemuda yang beraktifitas di sawah pulang dari sawah membawa sundung pembawa rumput, membawa ternak, membawa tikar untuk rebahan istirahat, membawa panci untuk ngeliwet disawah.

“Sekali lagi bahwa dengan keberadaan sundung inilah sebagai simbol orang-orang sawah dan begitu juga dengan kain hitam dan kain perca sebagai latar panggung yang menyimbolkan kaum urban,” jelasnya.

Menurut Anus Irwan, praktisi musik sekaligus sutradara pentas tari Zapin bahwa Tari Zapin diiringi dengan musik gambus, biola, marawis, dan sekarang telah ditambah dengan alat musik gitar bas dan akordion sebagai pelengkap. Tari Zapin merupakan tari penghormatan yang mempunyai gerakan mundur yang memiliki filosofi untuk menghormati yang dikhususkan dalam acara (rahat) keluarga/santai dikalangan keluarga keturunan Arab di Indonesia.
“Alhamdulillah sekarang udah menyebar untuk umum dan berkembang pesat di Indonesia,” harapnya.

Tarman Tri Darma, praktisi Silat menambahlan bahwa Pencak silat Betawi yang sering kita kenal dengan orang-orang, penokohan, ulama-ulama, serta pahlawannya. Bela diri ditanah Betawi dikenal dengan sebutan maen pukulan beserta dengan aliran-aliran. Jurusannya dimana setiap kampung mempunyai jurusan dan aliran, salah satunya adalah di Tanah Abang yaitu aliran jurus maen pukulan Sabeni. Sabeni adalah nama salah satu tokoh persilatan yang kondang didaerah Tanah Abang dan sekitarnya.

“Dan aliran Sabeni mempunyai gerakan dan bentuk gerakan yang khas, diantaranya sontokan, sikutan, sentakan, uliran, dan banyak lagi bentuk gerakan lainnya,” tutupnya. (ziz)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *