Abas Alibasyah, Pelukis Abstrak Meninggal Dunia

Foto: Abas Alibasyah (ist)

LAGI, maestro lukis Indonesia pergi untuk selamanya. Abas Alibasyah yang dikenal sebagai beraliran abstraknya yang sarat akan nilai sosial itu berpulang dalam usia 91 tahun.

Menurut keterangan dari anak Abas, Priatna, bahwa bapaknya tersebut meninggal akibat sejumlah sakit yang dideritanya dan sudah dirawat selama sekira sebulan di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan.

Bacaan Lainnya
Foto: Abas Alibasyah (ist)
Foto: Abas Alibasyah (ist)

“Ya meninggal tadi sore ya, jam 17.25 kurang lebih, sudah dirawat ‎di Rumah Sakit Fatmawati sejak 7 April, ya Bapak sakit sepuh, jadi komplikasi, ada struk ada infeksi paru-paru juga,” ujar Priatna saat dihubungi watawan.

Almarhum dikebumikan di Taman Makan Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Kamus (17/5/2016).

Diketahui, sejumlah penghargaan pernah didapatkan Abas dalam bidang seninya yang antara lain Anugerah Seni tahun 80-an dari pemerintah, penghargaan dari DKJ (Dewan Kesenian Jakarta) untuk lukisan terbaik pada Biennale I, dan beberapa penghargaan lainnya.

Kemampuan Abas dalam melukis berawal ketika ia bersekolah di Holandsche Inlandsche School (HIS). Ia mulai menyukai sekaligus menyalurkan bakat menggambar di sana.

Begitu juga ketika ia meneruskan studinya di Sihan Gakko pada masa penjajahan Jepang. Abas juga sempat bergabung dengan Keimin Bunka Sidhoso, sebuah lembaga kesenian yang didirikan oleh pemerintah Jepang di Bandung. Di sini, Abas kemudian bertemu dengan pelukis Barli Sasmitawinata Affandi, Hendar Gunawan, Sudjana Kerton juga Affandi.

Berlanjut hingga ia mengasah bakatnya di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta dari tahun 1950-1956. Beberapa tahun kemudian, ia melanjutkan studi ke Belanda. Penghargaan diterimanya baik dari dalam maupun luar negeri kemudian.

Dari dalam negeri, Abas pernah menerima penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) untuk lukisan terbaik pada Bienale I. Ia juga pernah mendapatkan Lempad Prize dari Yayasan Lempad Bali, Satya Lencana Kebudayaan dari Pemerintah. Sementara dari luar negeri, Abas mendapatkan penghargaan di Cultural Award Scheme dari Pemerintah Australia di tahun 1977.

Abas pun dalam karirnya pernah menjadi pamong Taman Siswa Ibu Pawiyatan Yogyakarta, jadi guru di SMA Stella Deuce dan SMA Negeri III B (Padmanaba) Yogyakarta, Dosen IKIP Yogyakarta dan UGM, menjadi Direktur ASRI Yogyakarta dan ASKI Surakarta, Ketua Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia Yogyakarta. Abas juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Dirjen Kebudayaan Depdikbud hingga menjadi Ketua Dewan Kesenian Yogyakarta.

Pada Dies Natalis ke-28 Institut Seni Indonesia di 2012, Abas mendapatkan gelar Empu Ageng. Abas dikenal masyarakat lewat karya lukisan abstrak yang ia tonjolkan pada tahun 1960-an. Pembaruan yang dipengaruhi kondisi sosiokultural ini kemudian ikut menggejala di Indonesia.

Abas akan dimakamkan di TMP Kalibata pada Kamis (12/5) pukul 12.00 WIB. Ia pernah menerima penghargaan Bintang Gerilya. Maestro lukis itu menghembuskan nafas terakhir setelah sebelumnya dirawat di rumah sakit sejak 7 April 2016. (gr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *