Momentum Imlek dan Cap Go Meh, Dimanfaatkan Pertukaran Budaya Bali dan Tiongkok

Foto ilustrasi: Kolaborasi tari Kecak dan Wushu . (ist)

MENPAR Arief Yahya menyebut, eksplorasi destinasi wisata Bali tidak akan ada habisnya. Itulah yang membuat Pulau Dewata senantiasa hidup sustainable. Termasuk apa yang terjadi di Gedung Art Center, Bali pada Sabtu, 13 Februari 2016 lalu. “Momentumnya Imlek dan Cap Go Meh, kegiatannya pertukaran budaya antara Bali dan Tiongkok , bravo!” kata Menpar Arief Yahya.

Foto ilustrasi: Kolaborasi tari Kecak dan  Wushu . (ist)
Foto ilustrasi: Kolaborasi tari Kecak dan Wushu . (ist)

Pulau Bali juga terus memanjakan pengunjung dengan berbagai event rutin. Bertepatan dengan Imlek, dihelatlah Tahun Baru Imlek dengan kemasan pertukaran budaya asli lantara Bali dan Tiongkok yang dilaksanakan, Sabtu (13/2) malam di Gedung Art Centre, Bali. Kadispar Bali Agung Yuniarta mengaku kegiatan ini sebenarnya rutin, dan sudah makin efektif untuk mempromposikan Bali ke masyarakat luar terutama Tiongkok.

Bacaan Lainnya

”Sangat antusias dan banyak masyarakat yang datang, masyarakat Bali keturunan Tiongkok dan wisatawan Tiongkok juga banyak hadir di acara itu, gedung centre art penuh sesak,”ujar pria yang biasa disapa Agung itu. Jumlah kursi gedung yang terkenal megah itu saja sebanyak 850 orang, itu pun tidak cukup. Banyak yang berdiri, karena tidak cukup.

“Yang kami sajikan adalah pertukaran budaya, budaya Tiongkok dikombinasikan dengan budaya asli Bali,” ujar pria yang ramah kepada wartawan. Agung menilai, manfaatnya jelas akan terasa bagus ke pihak luar, pasalnya, banyak media asing terutama media dari Tiongkok yang hadir dan meliput kegiatan tersebut dengan antusias.

“Karena penari dan yang mempersembahkan budaya Tiongkok itu asli dari sana (Tiongkok-red), jadi bukan masyarakat Bali. Liputannya pun siaran langsung dan banyak yang tidak beranjak sampai habis,”kata Agung dengan nada bangga. Pertukaran Budaya itu semakin kental dan semakin menyatu ketika terjadi pertukaran Budaya yang nyata dalam pentas yang banyak dihiasi ornamen Imlek itu.

”Terjadi pernikahan seorang raja Bali Jaya Pangus dengan seorang putri Tionghoa Kan Chang Wie, pernikahan itu memukau dan sangat mengena ke hati,” kata Agung.

Dalam acara tersebut, kedua belah pihak menampilkan kebudayaan masing-masing, Konjen Tiongkok yang hadir di acara tersebut membawa kebudayaannya langsung dari negaranya, sedangkan Bali juga mempersembahkan budaya Bali salah satunya Barong dan Perkaw.(aza/gr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *