Mikraj

Mahyuddin Lubis (Malubi)

Oleh. Mahyuddin Lubis

“Maha suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar kami perlihatkan kepadanya Sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Melihat.” (QS.Al-Isra’ 1)

Bacaan Lainnya

Terjemah ayat Quran di atas adalah merupakan dalil perjalanan Israk mikraj Nabi Muhammad Saw, dengan rute perjalanan Masjidilharam ke Masjidilaqsa lalu ke Sidratulmuntaha, yang ditempuh Rasulullah Saw hanya dalam waktu Sebagian malam, dan di sinilah Rasul Saw menerima perintah sholat yang awalnya 50 waktu dalam sehari semalam, namun akhirnya dengan kasih saying dan rahmat Allah, perintah sholat itu hanya 5 waktu saja, tapi sesungguhnya pahalanya atau ganjarannya sama dengan pahala atau ganjaran mengerjakan 50 waktu tersebut.

Bagi orang-orang yang hanya melandaskan berita peristiwa ini hanya kepada akalnya saja, maka ia tidak akan bisa percaya bahwa peristiwa itu benar terjadi. Seperti kelompok orang-orang Abu Jahal Ketika itu. Mereka menuduhkan bahwa Muhammad Saw adalah pendusta. Atau bahkan tuduhan yang lebih dahsyat dianggap Rasulullah Saw telah gila.

Makanya Allah menurunkan ayat tersebut di atas dengan kalimat “Subhanallazi…” bukan dengan kalimat lain. Tapi Allah membuka dengan kalimat “Subhanallazi”, artinya Maha suci Allah. Hanya orang-orang yang hatinya suci yang bisa menerima kebenaran ini. Bagi yang hatinya kotor, ia takkan mampu membenarkan perjalanan luar biasa ini. Makanya Ketika diceritakan ini kepada Abubakar, ia langsung membenarkannya tanpa sedikit pun ada keraguan. Karena ini bicara iman dan kesucian hati.

Kalau kita ikuti kisah perjalanan Rasul pada Sebagian malam tersebut, sebelum Rasulullah Saw. berangkat Bersama Jibril dan kenderaan Buraq itu, Rasul dibelah dadanya, disucikan hatinya dengan air zam-zam, karena ia akan bertemu dengan Zat Yang Maha Suci. Suci harus dengan suci. Kalau segelas air putih bening dicampur dengan sedikit saja air berwarna seperti kopi atau teh, maka air putih bening itu akan berubah warnanya. Ia tak lagi putih bening. Makanya perjalanan suci itu dimulai Allah dengan kata Kemaha SucianNya. Dan yang dibawa oleh Rasulullah hasil dalam perjalanan suci itu adalah perintah sholat.

Bila Rasulullah Saw. Melaksanakan Israkmikraj itu, maka ummad muslimin juga Ketika sedang melaksanakan sholat, disaat itu pula sedang melaksanakan mikraj. “Assholatul mi’rojul mukminin” sholat itu mikrajnya orang mukmin.
Prosesnya kalau kita lihat, sebelum melaksanakan sholat, wajib dilakukan terlebihdahulu pensucian. Yakni dengan melaksanakan wudhu’. Tanpa wudhu’, tidak sah sholatnya. Kenapa harus berwudhu’? Kenapa harus suci? Karena seorang hamba akan bertemu dengan sang Khalik Allah Swt.

Dalam sholat akan terjadi dialog antara hamba dengan Allah. Ketika hamba mengucapkan Alhamdulillahirobbil alamin, dijawab oleh Allah, Hambaku memujiKu. Ketika hamba mengucapkan Arrohmanirrohim, dijawab oleh Allah, HambaKu mengagungkanKu. Ketika hamba membaca Malikiyaumiddin, dijawab oleh Allah, HambaKu memuliakanKu. Ketika hamba membaca Iyyakana’budu waiyyakanasta’in. Kata Allah, Ini antara Aku dengan hambaKu. Apa yang hambaku minta akan Aku kabulkan. Dan seterusnya percakapan mersa itu terjadi antara hamba dengan Allah. Betapa mersa, betapa nikmat perjalanan itu. Namun sangat disayangkan betapa pula banyaknya hamba yang melalaikan perintah sholat itu, padahal perjalanan ruhiah itu amat indah.

Semoga dengan momen peringatan Israkmikraj tahun ini semakin menguatkan rasa cinta kita terhadap pelaksanaan sholat, dan menegakkan sholat bukan sebagai beban, tapi mampu merupakan kebutuhan setiap pribadi dan merasakan kenyamanan yang tiada terkira. Semoga. (***)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *