Monumen Soekarno telah Berdiri di Alger, Simbol Persahabatan yang Abadi antara Indonesia-Aljazair

Monumen Soekarno telah Berdiri di Alger

ALGER – Indonesia dan Aljazair, dua negara yang dipisahkan jarak yang cukup jauh. Namun, tidak menjadi hambatan bagi keduanya untuk menjalin hubungan persahabatan yang sangat erat dan kuat. Hal ini ditunjukkan dengan berdirinya Monumen Soekarno di Ibukota Aljazair, Alger, yang diresmikan pada hari Sabtu, (18/72020) dan disiarkan langsung melalui akun resmi Youtube dan Instagram KBRI Alger.

Peresmian Monumen Soekarno diselenggarakan KBRI Alger dengan memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku, dan mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Aljazair.

Bacaan Lainnya

Peresmian Monumen Soekarno dibuka dengan sambutan dari Duta Besar RI Alger, Ibu Safira Machrusah, dan dihadiri oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Ibu Puan Maharani, secara virtual dari Jakarta, Indonesia.

Kegiatan ini juga turut dihadiri oleh beberapa pejabat tinggi Aljazair, antara lain Direktur Jenderal Asia Oceania Kemlu Aljazair, Ketua Dewan Tinggi Islam, Penasehat Presiden Urusan Memori Nasional/Direktur Jenderal Arsip Nasional Aljazair, Gubernur Provinsi Alger, Ketua DPRD 1 Provinsi Alger, Wakil Gubernur Daerah Administratif Bouzareah Provinsi Alger, Walikota Ben Aknoun Provinsi Alger dan Duta Besar sahabat dari Vietnam dan Kamerun.

“Monumen Soekarno merupakan bentuk apresiasi yang tulus dari Indonesia kepada Aljazair, sebagai negara sahabat yang terus menyuarakan dan mendukung prinsip perdamaian dan kemakmuran dunia berdasarkan kesetaraan hak dan kemerdekaan,” ujar Duta Besar RI Alger dalam sambutannya. Duta Besar RI Alger berharap agar Monumen Soekarno dapat menjadi pengingat bagi rakyat Aljazair dan Indonesia, terutama generasi muda, untuk menjaga prinsip-prinsip patriotisme, persatuan, perjuangan kemerdekaan, perdamaian dan kemakmuran dunia.

Dalam sambutannya, Ketua DPR RI, Ibu Puan Maharani yang juga merupakan cucu dari Presiden pertama Indonesia, Soekarno, menyampaikan permintaan maaf tidak bisa menghadiri langsung peresmian akibat adanya pandemikCovid-19. Beliau masih mengingat satu pesan Presiden Soekarno bahwa sebuah negara tidak boleh melupakan sejarahnya. Sejarah harus selalu diingat sebagai bagian dari fondasi untuk membangun masa depan yang lebih baik.

“Monumen Soekarno diharapkan menjadi pengingat akan semangat dan persahabatan yang kuat antara Indonesia dan Aljazair yang telah terjalin sepanjang sejarah. Semangat kuat inilah yang diperlukan untuk menghadapi berbagai tantangan baru saat ini yaitu pandemik Covid-19, yang berdampak bagi seluruh aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, budaya, maupun agama,” kata Ketua DPR RI.

Monumen Soekarno didesain oleh Dr. Ridwan Kamil, arsitek terkemuka yang juga adalah Gubernur Provinsi Jawa Barat, Indonesia, sedangkan patung Soekarno dikerjakan oleh Ibu

Dolorosa Sinaga, seniman pematung kontemporer dari Indonesia. Monumen ini dapat berdiri di Aljazair juga tidak terlepas dari peran serta dua BUMN Indonesia yang telah aktif di Aljazair saat ini, PT Pertamina dan PT Wijaya Karya (WIKA).

Monumen Soekarno berbentuk seperti bulan sabit dengan lima pilar bintang di setiap pojoknya, melambangkan bentuk bulan dan sabit dari bendera Aljazair. Pada setiap pilar kecilnya, terpasang teks Dasasila Bandung atau sepuluh prinsip yang diadopsi pada saat Konferensi Asia – Afrika di Bandung, April 1955, sebagai deklarasi bersama negara Asia dan Afrika untuk menyuarakan kemerdekaan, kesetaraan, dan perdamaian dunia.

Menteri Luar Negeri Aljazair, dalam sambutan yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Asia Oseania Kementerian Luar Negeri Aljazair, mengatakan bahwa Monumen Soekarno ini merupakan apresiasi rasa syukur dari Masyarakat Aljazair untuk Presiden Soekarno yang telah menginspirasi kemerdakaan Aljazair secara internasional kepada seluruh dunia untuk mendeklarasikan kemerdekaan pada KAA Bandung.

Presiden Soekarno sangat menginspirasi Aljazair untuk mendeklarasikan kemerdekaan kepada seluruh dunia melalui PBB. Dengan demikian, diharapkan Monumen Soekarno ini dapat menjadi sejarah monumental yang dapat membangun dasar kepercayaan yang kuat untuk membangun dialog politik, ekonomi dan budaya serta kepentingan lainnya baik secara bilateral maupun multilateral. (red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *