Melacak Covid-19 Dengan DNA

STOCKHOLM – KBRI Stockholm telah mengadakan Bincang Virtual bersama WNI di Swedia dan Latvia. Kegiatan utamanya adalah untuk memberikan perkembangan terkini terkait Covid-19 di Swedia dan Latvia dan sekaligus membahas Covid-19 dari sudut pandang ahli.

Hadir sebagai narasumber pada Bincang Virtual tersebut adalah Dr. Dhany Saputra, PhD in Bioinformatics at Center for Genomic Epidemiology Denmark. Dr. Dhany membawakan presentasi berjudul “To Hunt or To Be Hunted: Upaya Pelacakan Covid-19 dengan Analisis DNA”.

Bacaan Lainnya

Dubes RI untuk Swedia merangkap Latvia, Bagas Hapsoro membuka kegiatan dengan menyampaikan terima kasih atas kesediaan Dr. Dhany dan para peserta meluangkan waktu dalam Bincang Virtual. “Pandemi Covid-19 di Swedia dan Latvia nampaknya belum akan melambat, namun demikian saya menghaturkan doa yang terbaik bagi keselamatan dan kesehatan Bapak Ibu sekalian. Tidak lupa juga saya ucapkan selamat menunaikan Ibadah Puasa bagi yang menjalankan” ujar Dubes Bagas.

Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya KBRI Stockholm, Fajar Primananda, menyampaikan perkembangan terkini Covid-19 hingga 23 April 2020. “Di Swedia telah terdapat 16.004 orang pengidap Coronavirus, dengan korban meninggal sebanyak 1.937 orang. Sedangkan di Latvia terdapat 778 orang pengidap Coronavirus, dengan korban meninggal sebanyak 11 orang” ujar Fajar.

Selanjutnya, Pelaksana Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Stockholm, Ernest Hadinoto, menyampaikan bahwa beberapa WNI ada yang telah kembali ke indonesia dan mereka sudah melaporkan bahwa mereka telah mendarat di Indonesia dengan aman. “Persiapan Warung Konsuler di Kota Malmö pada hari Sabtu, 25 April 2020 juga telah dilakukan secara baik. Sudah ada 32 WNI yang mendaftar dalam kegiatan Warung Konsuler tersebut untuk perpanjangan paspor” ujar Ernest.

Kemudian dalam sesi narasumber, Dr. Dhany menjelaskan mengenai upaya pelacakan Covid-19 dengan menggunakan analisa DNA. Menurutnya saat ini tes yang dilakukan banyak negara, termasuk Indonesia, masih menggunakan teknologi paling dasar dalam deteksi Covid-19, yaitu Rapid Test.

“Saat ini Indonesia menggunakan Rapid Test dan baru-baru ini Indonesia pesan Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) yang lebih baik daripada Rapid Test, namun RT-PCR ini tidak portabel dan tidak bisa menghasilkan analisis komprehensif dan mendetail dibandingkan sequencing.” ujar Dhany.

Ditambahkan pula bahwa kini telah terdapat teknologi baru untuk testing seperti ini, yaitu dengan nanopore sequencing. “Dengan nanopore sequencing dan dibantu oleh software yang saya kembangkan, 24 sampel yang diambil dapat langsung terdeteksi virusnya secara akurat, detil, dan dalam waktu kurang dari 10 jam.” tambah Dhany.

Proposal mengenai RNA Sequencing Kit tersebut telah disampaikan Dhany beserta rekannya, Marcelinus Rocky Hatorangan, kepada Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN Indonesia. “Alatnya memang tidak murah, namun dengan kecepatannya, keakuratannya, dan kemampuannya untuk detailed typing saya rasa worth it untuk dilakukan”

Sebanyak 20 peserta tercatat mengikuti Bincang Virtual tersebut. Kegiatan semacam ini direncanakan akan terus diadakan secara rutin, sebagai salah satu upaya KBRI Stockholm untuk terus menjangkau dan bersilaturahmi dengan WNI di Swedia dan Latvia pada masa pandemi Covid-19. (red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *