Kemenpar-TNI AL Bangun 100 Toilet di Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh

Foto ilustrasi: Kawasan-Wisata-Bahari-Terpadu-Mandeh. (Ist)

KOMITMEN Menpar Arief Yahya untuk mengembangkan Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh tidak main-main. Saat ini, Marketeer of The Year 2013 itu tengah menggandeng TNI AL dan pihak swasta untuk membangun 100 toilet di KWBT Mandeh, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan.

Foto ilustrasi: Kawasan-Wisata-Bahari-Terpadu-Mandeh. (Ist)
Foto ilustrasi: Kawasan-Wisata-Bahari-Terpadu-Mandeh. (Ist)

“Ini merupakan percontohan. Membangun ekonomi dari pintu pariwisata. Mudah-mudahan ini bisa menginspirasi daerah lain di Indonesia,” harap Menpar Arief Yahya, Selasa (16/2/2016).

Bacaan Lainnya

Saat memberi keterangan, mantan Dirut Telkom itu didampingi Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Dan Industri Pariwisata, Dadang Rizki Ratman.

Pengembangan KWBT rupanya sudah menjadi harga mati bagi Arief. Maklum, Mandeh punya segalanya. Kawasannya luas. Ada lebih 18.000 Ha yang bisa dikelola. Potensi terumbu karangnya juga sangat indah. Luasnya mencapai 70,32 hektare. Belum lagi mangrove seluas 313,32 hektare, dan keragaman hayati 404,55 hektar.

“Mandeh Pesisir Selatan ini dijuluki “The Paradise of the South”. Surga dari selatan. Posisi, potensi alamnya, mirip Raja Ampat, Papua atau sering disebut Arief Yahya sebagai Raja Ampatnya Sumatera.

“Kelebihannya, di sini bisa bermain paralayang, dan cocok untuk wisata keluarga. Karena itu, Mandeh kami sebut sebagai Raja Ampat-nya Sumatera,” jelas Arief Yahya.

Sadar akan potensi besar tadi, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Dan Industri Pariwisata, Dadang Rizki Ratman mencoba mengejar ritme kerja Arief Yahya. Fasilitas 100 toilet bersih langsung dibangun. Dananya diambil dari sumbangan pihak swasta. Sementara pembangunan fisiknya dilakukan anggota TNI.

“Pembangunan homestay akan diupayakan seperti itu juga,” papar Dadang.

Pembangunan fisik itu merupakan tindak lanjut dari kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Mandeh, beberapa waktu lalu.Untuk homestay, pembangunannya akan melibatkan pemerintah daerah, swasta dan masyarakat sekitar.

Menurutnya pembangunan homestay di Mandeh merupakan pilihan tepat bagi pariwisata berbasis masyarakat seperti KWBT Mandeh. Selain harga sewanya terjangkau, juga mampu meningkatkan pendapatan warga sekitar.

“Fenomena pariwisata secara nasional semakin berkembang. Dan tingkat kunjungan wisata yang juga turut melonjak,” ujarnya. (aza/gr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *