Indonesia Dorong Inovasi dan Aspek Keberkelanjutan Sebagai Kunci Peningkatan Perdagangan dan Investasi Bilateral RI-Swedia

Peserta Seminar Bisnis, mewakili Negara-negara ASEAN dan Pemerintah Swedia

STOCKHOLM – Perwakilan diplomatik negara-negara ASEAN yang tergabung dalam ASEAN Committee in Stockholm (ACS), telah menyelenggarakan Seminar Bisnis virtual berjudul “Peluang Bisnis antara ASEAN dan Swedia: Inovasi dan Keberlanjutan – Langkah Menuju Masa Depan”. Selain para Duta Besar ASEAN, wakil berbagai sektor pemerintah dan bisnis ASEAN dan Swedia turut menghadiri seminar.

Dalam sambutan pembukanya, Sekretaris Negara untuk Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Urusan Nordik, Mr. Krister Nilsson, menyampaikan bahwa ASEAN merupakan pasar yang penting bagi perusahaan Swedia.

Bacaan Lainnya

“Pemerintah Swedia sangat berkepentingan untuk tingkatkan hubungan perdagangan dan investasi dengan negara-negara ASEAN”, kata Mr. Nilsson, Rabu (3/2/2021).

“Saya percaya bahwa perusahaan Swedia dapat memberikan sumbangan positif bagi sektor bisnis di ASEAN, yaitu aspek-aspek keberkelanjutan, transparansi, dan dialog sosial,” ucapnya.

Adapun kegiatan Seminar Bisnis ini merupakan ajang untuk menggarap peluang peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi antara negara-negara ASEAN dan Swedia. Selain menghadirkan berbagai narasumber dari sektor pemerintah dan bisnis, seminar juga memberikan kesempatan bagi para Duta Besar negara-negara ASEAN untuk menyampaikan perkembangan iklim bisnis dan investasi di negara masing-masing.

Duta Besar RI untuk Swedia merangkap Latvia, Kamapradipta Isnomo, mengangkat empat hal pokok, yaitu pengesahan Omnibus Law untuk menarik investasi asing, pengembangan sektor energi berkelanjutan, peluncuran EU-ASEAN Joint Working Group on Palm Oil, serta pembentukan Lembaga Pengelola Investasi, atau Sovereign Wealth Fund, untuk mendukung pembiayaan proyek infrastruktur di Indonesia.

Dalam sektor energi, Dubes Kamapradipta mengundang Swedia untuk bekerja sama dengan Indonesia untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan. “Saya mengundang Swedia untuk bermitra dengan Indonedia untuk membangun kebutuhan energi Indonesia secara berkelanjutan dan jangka panjang,” ujarnya.

Sementara dalam konteks EU-ASEAN Joint Working Group on Palm Oil, Dubes Kamapradipta menekankan penting nya proses tersebut untuk perkuat kemitraan kedua organisasi. “Saya mengajak Swedia untuk memberikan kontribusi dalam mencari solusi yg baik dan adil dalam konteks minyak nabati,” lanjutnya.

Duta Besar dan wakil ASEAN yang hadir, yaitu dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Laos dan Filipina. Selain dari Kementerian Luar Negeri, pihak Swedia turut diwakili oleh Vinnova (badan pengembangan inovasi), Business Sweden, serta perusahaan-perusahaan lokal. Kegiatan Seminar Bisnis ini merupakan yang kedua kalinya diadakan oleh ACS, setelah yang pertama diadakan pada tahun 2017. Hingga saat ini, tercatat kurang lebih sekitar 80 perusahaan Swedia hadir dan aktif di Indonesia, diantaranya IKEA, Scania, dan Ericsson. (def)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *