GNI Gelar Pameran Seni Rupa di Aceh Agar Lebih Menyala

JAKARTA – Serambi Mekah dipilih sebagai tempat pameran karya pilihan koleksi Galeri Nasional Indonesia dan karya perupa Aceh serta Serambi seni di UPTD Taman Seni dan Budaya Aceh, Banda Aceh, sejak Selasa, (25/9/2018).

Menurut kurator Suwarno Wisetrotomo, pemilihan tema “Serambi Seni” memiliki makna memantik kehidupan seni rupa di Aceh agar lebih menyala.

“Sebutan ‘serambi seni’ dihasratkan sebagai sebuah harapan untuk Aceh yang lebih semarak, produktif, dalam hal penciptaan dan pengkajian seni,” ungkap Suwarno.

Menurutnya, karya-karya dalam pameran ini dapat dilihat dengan tiga metode: menyusuri masa lalu, merekam masa kini, dan membayangkan masa depan. Hal itu berlaku, baik bagi karya koleksi Galeri Nasional Indonesia maupun karya para Perupa Aceh.

Abzari Jafar, kurator lainnya, mengamati bahwa perupa Aceh kembali membuktikan karya yang ditampilkan tidak terlepas dari kearifan lokal Aceh.

“Sadar atau tidak, perupa Aceh melalui karyanya telah menunjukkan lokalitas ke-Aceh-an tanpa harus menggunakan simbol-simbol kontroversi dalam masyarakat Aceh. Sehingga, “Serambi Seni” menjadi motivasi “back to culture for a future,” kata Abzari.

Abzari menambahkan, simbol-simbol lokalitas yang dipilih perupa Aceh seakan menjadi penanda nasionalisme Aceh secara keseluruhan dari segi simbol perjuangan, heroik, kehormatan, alam, sosio-kultural dengan berbagai aliran seni rupa dan media yang digunakan.

Sebanyak 36 karya akan dipamerkan dalam “Serambi Seni”, 30 karya perupa asal Aceh, dan 6 karya dari perupa yang karyanya telah menjadi koleksi Galeri Nasional Indonesia. Dibuka pada Selasa, 25 September 2018, pameran ini akan dilangsungkan di UPTD Taman Seni dan Budaya Aceh, Jalan Teuku Umar No. 9 Setui, Banda Aceh hingga 30 September 2018.9

Dialog Seni Rupa

Dalam kegiatan digelar juga dialog seni rupa. Untuk hari pertama pembukaan yaitu pukul 13.00 WIB, menghadirkan narasumber seperti Suwarno Wisetrotomo, Abzari Jafar, dan Yusrizal Ibrahim serta dipandu oleh Reza Mustafa.

“Mulai dari pembukaan pameran, dan dialog seni rupa semua terbuka untuk umum dan bebas biaya, untuk itu kami mengajak semua pengiat seni, media dan masyarakat umum untuk ikut meramaikan,” kata Kepala UPTD Taman Seni dan Budaya Aceh Dra. Kemalawati. (gr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *