BMKG: Intensitas Hujan 29 Provinsi Meningkat

JAKARTA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan Indonesia kini memasuki fase awal fenomena La Nina. Hal itu ditandai dengan meningkatnya intensitas hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan datangnya La Nina ditandai dengan mendinginnya suhu permukaan air laut di Samudera Pasifik mencapai -0.5 derajat Celcius hingga -1.5 derajat Celcius selama tujuh dasarian terakhir atau 70 hari. Fenomena itu diikuti dominasi aliran zonal angin timuran yang merepresentasikan penguatan angin pasat.

“Bagi Indonesia, La Nina di awal musim hujan ini berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah, namun tidak seragam, baik secara spasial maupun temporal. Bergantung pada musim atau bulan, wilayah, dan kekuatan La Nina sendiri,” katanya di Jakarta, Minggu (18/10/2020).

Guswanto menegaskan selain dipengaruhi La Nina, penguatan curah hujan di Indonesia juga dipengaruhi penjalaran gelombang atmosfer ekuator dari barat ke timur berupa gelombang Madden Julian Oscillation (MJO) dan Kelvin atau dari timur ke barat berupa gelombang Rossby. Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya aktivitas MJO di atas wilayah Indonesia yang menimbulkan klaster atau kumpulan awan berpotensi hujan.

Aktivitas La Nina dan fenomena MJO di saat yang bersamaan ini berkontribusi signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia. Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memperkirakan dalam sepekan ke depan akan terjadi peningkatan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.

“Masyarakat diimbau waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan kondisi cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin,” ucap Guswanto.

Berikut 29 provinsi yang berpotensi mengalami peningkatan hujan dengan intensitas lebat disertai petir dan angin kencang pada 18-24 Oktober 2020: