Topeng Blantek, Berpeluang Populer Seperti Seni Pertunjukan Lainnya

Seiring perkembangan zaman, banyak kesenian tradisional terpinggirkan bahkan punah sama  sekali. Tak lain karena sudah tidak ada penggiatnya. Salah satu diantaranya Teater  tradisional Betawi, Topeng Blantek. Seni pertunjukan rakyat ini sudah nyaris punah sebab sudah sangat jarang yang memanggungkannya.

Abdul Aziz seorang sutradara teater terpanggil untuk menggalinya kembali dalam bentuk pertunjukan. Sebab, Topeng Blantek merupakan asset budaya nasional yang perlu dilestarikan.

topeng blantek (2)
Pertunjukan Bagi Pelajar SD/SMP/SMA di 5 (lima) wilayah kota administrasi-Foto:ist

Gagasan ini muncul ketka Abdul Aziz lolos seleksi dalam penulisan naskah seni pertunjukan yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta program Peningkatan Apresiasi Seni Pertunjukan pada bulan Juni 2014.

“Seni pertunjukan Topeng Blantek memiliki ciri yang berbeda dengan seni pertunjukan Betawi lainnya, seperti Lenong dan Topeng Betawi. Terutama pada artistik panggungnya,” kata Abdul Aziz kepada Gapuranews.com.

Untuk meningkatkan apresiasi seni khususnya seni pertunjukan sejak usia dini, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta mengadakan program Peningkatan Apresiasi Seni Pertunjukan Bagi Pelajar SD/SMP/SMA di 5 (lima) wilayah kota administrasi.

Seperti pada Senin, 25 Agustus 2014 di Gelanggang Remaja Jakarta Selatan giliran SDN 12 Cipulir Keb. Lama, SMPN 267 Pesanggrahan, dan SMA 74 Kostrad Keb. Baru.

Dari ke 3 (tiga) pertunjukan tersebut, Aki Rachmat Ruchiat Budayawan Betawi sangat mengapresiasi terutama pada penampilan Topeng Blantek 267 dalam lakon Si Jampang Pengen Jadi Gubernur Karya/Sutradara Abdul Aziz.

Menurutnya bahwa Topeng Blantek sangat khas dan berbeda jika dibandingkan dengan teater Betawi lainnya.

“Topeng Blantek kan tidak terikat konvensi,” ujarnya.

Musik pengiringnya bisa apa saja dan tariannya bisa tampil kapan saja. Seperti penampilan Topeng Blantek 267, sangat patut dihargai. Biarpun masih anak-anak, mereka berani tampil.

“Apalagi kalau dikembangkan secara profesional, sesuai dengan perkembangan zaman,” tandasnya. (gardo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *