Hati-hati, 127 Gunung Api Sedang Aktif

Foto: Ilustrasi Gunung Merapi DIY. (ist)

JAKARTA – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Dinas Pariwisata agar memberikan peringatan kepada wisatawan dalam negeri maupun luar negeri untuk tidak melakukan pendakian gunung yang aktivitasnya meningkat, guna menghindari adanya korban jiwa.

Mengingat Indonesia memiliki sedikitnya 127 gunung berapi yang masih aktif, 19 diantaranya berada di Pulau Jawa. Beberapa diantaranya aktivitas gunung tersebut yang terus meningkat seperti Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Bromo, dan Gunung Tangkuban Parahu, agar Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) optimalkan mitigasi bencana.

“Jadi, kami mengimbau masyarakat untuk aktif memperhatikan informasi terkini mengenai status gunung berapi yang disampaikan oleh PVMBG, serta selalu tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh berita atau informasi yang belum diketahui kebenarannya jika terjadi bencana alam, dan selalu mengikuti arahan dari petugas di lapangan untuk evakuasi,” kata Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet), Selasa (30/7/2019).

Selain itu Ketua Golkar itu berharap Badan Geologi, dan Pos Pemantau untuk terus memantau aktivitas gunung berapi tersebut dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat mengenai status terbaru gunung-gunung tersebut kepada masyarakat, baik melalui media cetak, siber, dan siaran serta memanfaatkan SMS Broadcast sehingga masyarakat dapat dengan mudah memperoleh informasi yang benar.

Selain Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP/Basarnas), BNPB, dan BPBD perlu melakukan sosialisasi dan simulasi evakuasi dan mitigasi bencana secara komprehensif kepada seluruh masyarakat, tidak hanya kepada masyarakat yang berada di wilayah terjangkau, namun sampai kepada masyarakat di wilayah yang sulit terjangkau dan rawan bencana.

“Pemda juga harus mengalokasikan anggaran dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk melakukan sosialisasi dan simulasi evakuasi dan mitigasi bencana kepada masyarakat Indonesia hingga sampai ke daerah yang wilayahnya yang sulit terjangkau dan rawan bencana, dan alokasi anggaran untuk membangun tempat evakuasi dan anggaran dalam menghadapi bencana,” ujarnya. (**/gr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *