MOSKOW – Pemutaran film Indonesia “Lima” di Moskow mengawali rangkaian kegiatan perayaan 70 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Rusia. Film tersebut diputar di Dom Kino (House of Cinema), Moskow pada Kamis (23/1/2020).
Sekitar 500 orang warga Rusia di Moskow memenuhi bioskop tersebut dan dengan penuh antusias menyaksikan tayanyan film “Lima” sampai akhir. Hadir pula Lola Amaria, sutradara film “Lima” dan Baskara Mahendra, salah satu pemeran utama film “Lima”.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, yang juga turut hadir dan membuka pemutaran film itu mengatakan pemutaran film merupakan salah satu langkah untuk lebih memperkenalkan Indonesia kepada warga Rusia dan dalam rangka memeriahkan perayaan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan Rusia, serta Festival Film negara-negara MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, Australia).
“Pada 3 Februari 2020 hubungan diplomatik Indonesia-Rusia akan genap 70 tahun dan pemutaran film ini sebagai pembuka untuk memeriahkan perayaan ini,” kata Dubes Wahid.
Menurut Dubes Wahid, hubungan kedua negara sangat dinamis. Saat ini hubungan Indonesia dan Rusia mengalami perkembangan yang signifikan dan terus meningkat di berbagai bidang, termasuk perdagangan, pariwisata dan budaya, serta menuju pada kemitraan strategis.
Sementara itu, Lola Amaria dan juga Baskara Mahendra sangat terkesan dengan tanggapan positif warga Rusia terhadap film yang ditayangkan. Tidak sedkit penonton yang menghampiri Lola Amaria dan Baskara Mahendra setelah film usai. Mereka menyampaikan beragam pertanyaan mengenai film, berfoto bersama, atau meminta tanda tangan.
“Suatu kehormatan bagi kami bisa memperkenalkan Indonesia kepada warga Rusia melalui karya kami, terlebih lagi dalam rangka peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia,” kata Lola Amaria.
Film “Lima” yang di rilis pada Mei 2018 menceritakan sebuah keluarga dalam menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan. Film memberikan pesan pluralisme, toleransi, dan perenialisme. Ide utama film ini berasal dari lima sila dalam Pancasila. Film sudah diputar di 21 kota di 12 negara, termasuk Rusia.
Anna Shaposhnikova, salah satu warga Rusia yang menonton mengatakan bahwa film ini sangat bagus karena menceritakan tentang masalah kehidupan sehari-hari dengan segala dinamikanya di tengah masyarakat yang majemuk. Menurut Anna, cerita film yang ditayangkan sangat menyentuh dirinya karena mirip dengan yang ia alami.
“Saya senang dan berharap adanya film-film Indonesia yang masuk ke Rusia,” kata Anna setelah menonton film “Lima”.
Berbagai tanggapan positif disampaikan para penonton lainnya, baik secara lisan, maupun tertulis melalui pesan singkat, termasuk media sosial KBRI Moskow. Salah satunya adalah pemilik akun @olga_nikolaevna_fedorova melalui Instagram menulis “terima kasih banyak. Фильм очень понравился (Saya sangat menyukai film ini)”.
Selain di Moskow, film “Lima” juga diputar di bioskop “Mir”, Kazan, Republik Tatarstan, Rusia pada 25 Januari 2020. (red)