Bedah Buku Dari Wisma Seni Nasional Menjadi Galeri Nasional Indonesia

oleh -623 views
Bedah buku bersama Galnas

JAKARTA – Galeri Nasional Indonesia akan menggelar acara Bedah Buku bertajuk “Dari Wisma Seni Nasional menjadi Galeri Nasional Indonesia: Melacak Jejak Pemikiran dan Usaha Mengembangkan Galeri Nasional di Indonesia” pada 20 Mei 2020, pukul 13.00 WIB. Acara ini akan dilakukan secara daring melalui Zoom Webinar.

Dituturkan Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto, acara bedah buku ini merupakan bagian dari perayaan ulang tahun ke-22 Galeri Nasional Indonesia yang jatuh pada 8 Mei 2020. Penyusunan buku dan penyebarluasan informasi dalam buku ini merupakan bentuk realisasi dari tugas dan fungsi Galeri Nasional Indonesia terkait pengkajian, pendokumentasian, edukasi, serta publikasi.

“Buku ini sangat erat relevansinya dengan berdirinya Galeri Nasional Indonesia sebagai sebuah institusi budaya khususnya seni rupa yang merupakan tanda penting bagi sebuah bangsa yang beradab,” ujar Pustanto.

Sebelum penulisan buku, dilakukan kajian sejarah oleh Erwien Kusuma melalui penelusuran sumber pustaka maupun wawancara dengan sumber primer yaitu para narasumber yang merupakan tokoh-tokoh yang berperan penting dalam pendirian Galeri Nasional Indonesia. Dalam kajiannya, Erwien menemukan berbagai hal menarik terkait pendirian Galeri Nasional Indonesia yang baru diwujudkan setelah lebih setengah abad (lebih 50 tahun) dari sejak dicetuskan gagasan perintisannya pascakemerdekaan di era pemerintahan Presiden Soekarno.

“Buku ini bermaksud menjelaskan beberapa informasi sejarah yang terkait dengan gagasan, rencana, dan usaha yang dilakukan bangsa Indonesia dalam membangun sebuah galeri nasional, dari mulai periode merintis, lalu mengusahakannya secara nyata hingga lahirlah GNI yang terus berperan dalam perkembangan dunia seni rupa tanah air dan bahkan dunia hingga saat ini,” ungkap Erwien.

Beberapa peristiwa terkait dengan perkembangan kesenian dan kebudayaan pada masa kolonial dan pendudukan Jepang di Indonesia juga dimuat dalam buku ini sebagai upaya menyampaikan kesinambungan sejarah pemikiran dan karya para seniman perintis yang kemudian menjadi modal utama pembangunan galeri nasional.

Perjalanan menuju pendirian Galeri Nasional Indonesia dalam buku ini akan menjadi topik utama pembahasan acara Bedah Buku yang dipandu oleh Yusuf Susilo Hartono (wartawan seni budaya) sebagai moderator. Sedangkan sebagai narasumber adalah penulis buku sekaligus sejarawan Erwien Kusuma serta Pustanto (Kepala Galeri Nasional Indonesia).

Dengan menggelar bedah buku ini, diharapkan publik dapat mengetahui fakta-fakta sejarah terkait pendirian Galeri Nasional Indonesia, termasuk upaya para seniman, pemangku kepentingan, serta berbagai pihak hingga akhirnya bangsa Indonesia memiliki sebuah galeri nasional. Dengan mengetahui asal muasal serta perjuangannya, diharapkan publik terutama publik seni dapat lebih mencintai Galeri Nasional Indonesia sebagai sebuah institusi seni rupa yang menjadi rumah bagi para perupa.

Dengan demikian, maka diharapkan muncul pula sikap menghargai upaya para pejuang seni rupa dengan cara terus mendukung perkembangan seni rupa Indonesia, salah satunya melalui Galeri Nasional Indonesia. Dukungan tersebut dapat berupa terus mengembangkan potensi diri, terus aktif berpartisipasi dan menggaungkan berbagai aktivitas seni rupa, serta terus mencoba menghasilkan karya-karya yang kreatif dan inovatif. Semoga seni rupa Indonesia makin jaya di era mendatang. (red)