Wan Hidayati Luncurkan Buku Puisi ‘Perdebatan di Tepian Danau Toba’

Foto: Wan Hidayati saat luncurkan buku puisi

Buku kumpulan puisi ‘Perdebatan di Tepian Danau Toba’ ditujukan sebagai ungkapan jiwa untuk perbaikan lingkungan hidup

MEDAN – Wan Hidayati (54) tahun selain bekerja sebagai pegawai PNS yang ditempatkan di kantor Badan Lingkungan Hidup Propinsi Sumatera Utara, ternyata memiliki jiwa seni yang tak pernah luntur diterpa waktu. Walaupun disibukkan urusan kantor, ia menyempatkan diri di sela-sela waktunya yang padat untuk menuangkan ide dan ekspresi jiwa yang tak tertampung dlam kehidupan sehari-hari lewat puisi. Kini beberapa puisinya sebagian telah dibukukan dalam satu buku dengan judul perdebatan di Tepain Danau Toba. Lima puluh puisi ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan akan diterjemahkan dalam bahasa Jepang dalam waktu dekat ini.

Bacaan Lainnya

Wan Hidayati mengatakan di sela-sela acara peluncuran buku di ruang Cypress, Hotel Grand Aston, Jalan Balai Kota, Medan pada hari Jumat tanggal 23 Desember 2016 berujar bahwa buku kumpulan puisinya ini semata-mata ditujukan sebagai ungkapan jiwa untuk perbaikan lingkungan hidup. Ia berharap masyarakat Sumut, khusus penggemar sastra dapat menikmatinya.

Acara peluncuran ini didukung oleh DAF (Deli Art Foundation), sebuah wahana pertemuan beberapa seniman di Medan yang bercita-cita mendorong tumbuhnya semangat pembangunan kebudayaan khususnya kesenian di Sumatera Utara dan Indonesia. Dini Usman, Direktur DAF mengatakan, selama tahun 2016 DAF telah membuat beberapa kegiatan serupa yakni peluncuran buku-buku sastra dan diskusi tentang peran seniman dalam arus perubahan.

Puisi memang ungkapan pikiran yang memadat dalam pilihan kata-kata tertentu, setiap penyair punya gaya ungkap atas keresahan batin yang dia rasakan. Melalui puisi kita akan bertemu dengan nuansa rasa yang memiliki estetika rasa tersendiri. Para pembicara yang mengapresiasi puisi ini antara lain Afifuddin Lubis dan Aishah Basar, dimoderatori oleh Juhendri Lubis. Undangan yang memenuhi ruangan diantaranya para pejabat, seniman dan masyarakat penikmat sastra. Acara dimeriahkan oleh pementasan drama oleh Forum Komunikasi Media Tradisional pimpinan Wan Hidayati, naskah dan sutradara Yan Amarni Lubis. (rl/gr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan