[dropcap color=”#888″ type=”square”]S[/dropcap]ebanyak 10 grup drama dari seluruh semester enam Prgram Study (Prodi) Sastra Inggris Universitas Pamulang (Unpam) mengikuti kompetisi pertunjukan drama pertama kali atau The 1st Drama Performance Competition antarkelas untuk memperebutkan piala Fakultas Sastra Inggris (Faculty of Letter Award) di auditorium kampus tersebut, kawasan Kota Tangerang Selatan, Banten, sepanjang hari ini. Ini akan menjadi program inti akademi Prodi Sastra Inggris karena sesuai adanya mata kuliah drama performance yang pada semester enam. Tujuannya untuk meningkatkan serta mengembangkan bakat dan minat mahasiswa dalam berpenampilan seni pentas drama yang memakai atau berbahasa Inggris.

Dekan Sastra Unpam Djasminar Anwar mengatakan, kemudian diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Inggris para mahasiswa. Di mana fokusnya pada artikulasi dan pengucapan (pronunciation) dalam mengekspresikan cara bicaranya. Ditambah lagi, pemain diharapkan menjadi lebih percaya diri dalam seni pentas sekaligus berbicara dalam berbahasa Inggris sehari-hari. Ini semua tertuang dalam criteria penilaian yang terdiri dari dialog (pengucapan) dan ekspresi, make up dan custome, stage setting dan property, music ilustrasi, dan tata cahayanya.
“Dalam ekspresi mencakup body language, intonasi suara ucapnya yang semua ini harus memenuhi standar fluence dan accuracy. Sehingga ketahuan dalam kelancaran bicara pakai bahasa Inggris. Kita tahu, namanya sastra Inggris wajib bias berbahasa Inggris setelah lulus. Tapi bias saja tidak cukup, maka harus pula lancer, benar, dan baik,” ungkap Djasminar di ruang kerjanya gedung Unpam, pada Sabtu (6/9).
Ketua Panitia Pelaksana kompetisi, Eka Margianti Sagimin mengatakan, juri diambil dari para dosen setempat. Antara Djasminar Anwar, Tutut, Yan Ardiansyah, dan Kamil Falahi. Semua peserta adalah para mahasiswa jurusan sastra Inggris Fakultas Sastra Unpam yang terakhir berada di semester enam. Karena ini sesuai dengan mata kuliah drama performance di bawah dosen pengampu. Kalau selama ini hanya dalam bentuk biasa yang untuk memenuhi standar penilaian pendidikan, maka sekarang dipermanenkan dengan menjadi lebih sebagai bentuk ukuran berbicara bahasa Inggris.
“Jumlah peserta cukup banyak. Karena ini berasal dari kelas pagi, malam dan hari Sabtu. Adapun mahasiswa lain dari semester satu hingga delapan diwajibkan untuk menonton. Kewajiban itu dengan konsekwensi pemberian sertifikat. Bagi yang masih di bawah semester enam, ini tentu jadi ajang pembelajaran tersendiri. Artinya mereka sudah harus tahu seperti apa bentuknya dan harus menjadi lebih bagus dari tahun ke tahun berikutnya,” kata Eka, terpisah.
Bagi pemenang, lanjut Eka, mendapat hadiah The Best Group of Drama Performance. Sedangkan pemenang juara kedua dan ketiga, termasuk the best sama-sama diberikan sertifikat khusus pemenang. “Bagi anak-anak mahasiswa yang masih di bawah semester enam ini menjadi motivasi untuk lebih bagus. Sedangkan bagi yang sudah peserta kompetisi, tentu mahasiswa lebih bagus dalam praktik bahasa Inggrisnya. Sedangkan naskahnya diambil dari naskah-naskah yang sudah dipelajar dari para sastrawan Inggris tentunya. Karena ini juga ada mata kuliahnya, yaitu drama dan proses. Saat ini belum diberikan kesempatan untuk membuat sendiri atau adaptasi dari puisi maupun karya sastra Inggris,†pungkasnya. (ers/gardo)