TEMU Penyair Nusantara yang dihadiri seratus penyair Nusantara, 27-30 Agustus di Meulaboh, Aceh Barat, menerbitkan antologi puisi setebal 450 halaman, berjudul ‘Pasie Karam.’
Buku tersebut diluncurkan bersama-sama dengan 27 buku puisi lainnya karya 27 penyair Indonesia. Pasie Karam ditulis oleh 163 Penyair dari Nusantara, Malaysia, Singapura dan Rusia. Antologi Pasie Karam dibedah oleh Prof Dr Abdul Hadi WM di Gedung PKK Aceh Barat 27 Agustus 2016.
Abdul Hadi dalam bahasannya mengatakan Antologi Pasie Karam adalah adalah buku yang enak dibaca dan penting. Tetapi tidaklah begitu enak untuk dibahas dalam pertemuan yang padat dengan acara seperti sekarang. Penting dibaca karena terbitnya antologi ini memberikan kesaksian bahwa selama lebih dua dekade penulisan puisi di Indonesia begitu suburnya.
“Penyair bermunculan di hampir seluruh pelosok tanah air. Komunitas-komunitas sastra juga berkembang di banyak kota dan kegiatan sastra tersebar di hampir kota-kota penting di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Madura dan lain-lain. Tetapi sekali lagi saya katakan memang enak dibaca, tetapi bukan untuk dibahas sehingga mengundang lahirnya perbincangan yang serius dan mendalam,” katanya.
Abdul Hadi membatasi pembahasannya terhadap 30 penyair asal Aceh yang sajak-sajak mereka dimuat dalam buku tersebut. Menurut Abdul Hadi, mutu sajak-sajak penyair Aceh itu juga tidak kalah dengan sajak-sajak penyair dari luar Aceh, sehingga representatif dijadikan tumpuan bahasan. Keragaman temanya pun juga mewakili keseluruhan sajak yang ada dalam kumpulan ini.
Ada sajak-sajak bernada religius, ada sajak-sajak yang menggambarkan keadaan masyarakat masa kini, rasa galau di hadapan kondisi kemanusiaan yang memprihattinkan, luahan rasa cinta tanah air dan bangsa, dan lain-lain; semua ini memberi kesan keanekaragaman tema selain keanekaragaman gaya penulisan dan wawasan estetika.
Acara Temu Penyair dilanjutkan dengan baca puisi bersama dengan ditingkahi musik Rangkaian Bunga Kopi Jakarta. Adapun buku buku yang diluncurkan adalah:
1. PASIE KARAM PENYUSUN TEUKU DADEK
2. KITA HANYA POHON KARYA ISBEDY SETIAWAN ZS DARI LAMPUNG
3. NOVEMBER MUSIM DINGIN ISBEDY SETIAWAN ZS DARI LAMPUNG
4. 1990 SEHIMPUN PUISI OLEH NIKEN KINANTI JAKARTA
5. BAYANG IBU OLEH D. KEMALAWATI BANDA ACEH
6. WHITE ORCHID GAYO SOIL OLEH SALMAN YOGA TAKENGON
7. SURAT TERCECER DALAM TAKSI OLEH ROHANI DIN SINGAPURA
8. KERETA API TERBALIK LANGGAR KERBAU DI REMBAU OLEH ROHANI DIN SINGAPURA
9. KAU PERGI OLEH LK ARA TAKENGON
10. TUHAN, KUNANG-KUNANG&45 KESUNYIAN OLEH MUSTAFA ISMAIL JAKARTA
11. BUMI TEUKU UMAR OLEH ISNU KEMBARA DAN KAWAN KAWAN MEULABOH
12. JEJAK JATI DIRI OLEH MUSTIAR AR DAN KAWAN KAWAN MEULABOH
13. PERJALANAN CAHAYA MALAM OLEH MUSLIH MARJU TULUNG AGUNG
14. BERSIAP MENJADI DONGENG OLEH MUKTI SUTARMAN ESPE KUDUS
15. TENTANG JEJAK YANG HILANG OLEH JUMARI HS KUDUS
16. PERIHAL PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN OLEH PROF.DR DARWIS A. SOELAIMAN MA BANDA ACEH
17. NYANYIAN SUKMA OLEH ROSNI IDHAM MEULABOH
18. CATATAN ANGIN PADA DAUN YANG JATUH CINTA OLEH ADE NOVI JAKARTA
Ketua Panitia Pelaksana Teuku Dadek yang juga Ketua Dewan Kesenian Aceh Barat mengatakan bahwa Antologi Pasie Karam disusun selama 1,5 bulan dengan melibatkan hampir 400 penyair Cuma karena terbatasan space diseleksi 163 penyair. Buku ini dikuaratori oleh D Kemalawati, Mustafa Ismail dan Fkar W Eda.
Temu Penyair Nusantara di Meulaboh Aceh Barat adalah rangkaian dari kegiatan Pekan Kebudayaan Aceh Barat yang dilaksanakan secara rutin tiga tahun sekali. Adapun Agenda Temu Penyair Aceh Barat adalah Kenduri Bersama Masyarakat Aceh Barat yang dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2016 dengan menampilkan baca puisi dengan iringi Kelompok Rangkaian Bunga Kopi di tengah tengah para peserta dari 12 kecamatan sedang memasak kari bebek untuk diperlombakan, sementara malam 27 Agustus 2016 dilaksanakan bedah buku dan sebelumnya para penyair menikmati Pameran Lukisan Aceh Barat.
Tanggal 28 Agustus 2016 pukul 09.00 WIB para penyair menikmati pawa budaya baik jalan kaki maupun mobil hias dan pukul 14.00 dilanjutkan dengan acara puncuk peluncuran buku dan baca puisi sampai jam 6 sore serta dilanjutkan malamnya Baca Puisi Bersama, tanggal 29 Agustus para penyair melaksanakan ziarah budaya ke makam Teuku Umar dan Daerah Tsunami agar para penyair membuat puisi tentang Aceh Barat yang akan dimuat dalam buku Pekan Kebudayaan Aceh Barat. (fikar w. eda/gr)