JAKARTA – Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo (Jokowi) Diaz Hendropriyono mendukung penambahan anggaran Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dalam menjalankan programnya.
Menurut Diaz, penambahan anggaran tersebut merupakan hal kewajaran dengan melihat program yang dijalankan BP2Ml di bawah nahkoda Benny Ramdhani. Seperti misalnya pembuatan fasilitas lounge dan fastrack bagi PMI di enam Bandara.
“Ini kan pencapaian yang luar biasa semenjak BP2MI dipimpin Pak Benny dengan memanfaatkan anggaran yang tidak seberapa jika dibandingkan program BP2MI saat ini, kita mendukung penambahan anggaran,” kata dia usai pelepasan 400 PMI ke Korea Selatan (Korsel), di kawasan di Hotel El Royal, Kelapa Gading, Jakarta (26/2/2023).
Selain itu, lanjut Diaz, Pekerja Migran Indonesia (PMI) merupakan penyumbang devisa terbesar kedua bagi negara setelah sektor migas dengan nominal 159,6 triliun setiap tahunnya.
Hal tersebut merupakan pencapaian yang luar biasa bagi BP2MI. Karena itu, Diaz berjanji bakal mendorong penambahan anggaran tersebut ke Kementerian Keuangan.
“Harus kita dukung, seperti kita tau BP2MI menghasilkan devisa ratusan triliun. Melihat ini jelas ini akan kita upayakan, bahwa penambahan anggaran ini logikanya tetap akan balik ke negara dengan devisa yang dihasilkan PMI,” ujarnya.
Dia menambahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak salah menunjuk orang untuk memimpin BP2MI. Pasalnya, semenjak kepemimpinan Benny Ramadhani banyak perubahan pesar dirasakan oleh PMI.
Diaz mengatakan, pelayanan dan perlindungan yang diberikan oleh Benny Ramdhani kepada PMI dan komitmen memberantas mafia sindikat patut diberikan apresiasi oleh negara.
“Saya rasa Pak Presiden sudah memilih tokoh yang tepat untuk memimpin kepala BP2MI, karena di bawah beliau Pak Benny perubahan yang pesat dan luar biasa. Ini harus kita apresiasi tidak ada pemimpin BP2MI sebelumnya yang bisa membuat perubahan seperti beliau,” tutur Diaz.
Sementara itu, Kepala BP2MI Benny Rhamdhani mengatakan dirinya berkomitmen memberantas sindikat penempatan PMI. Menurut dia, selama ini para sindikat tersebut seolah-olah mengendalikan negara dan aparatur negara.
“Saya terus sampiakan tidak akan tunduk kepada para sindikat yang menjual anak bangsa ke luar negeri. Ini komitmen janji saya kepada Pak Presiden saat awal dilantik oleh Presiden,”
Sementara itu, Kepala BP2MI Benny Ramadhani mengatakan, lembaganya mampu menyalurkan 200 ribu PMI ke luar negeri tiap tahunnya.
“BP2MI dengan anggaran Rp300 miliar, mampu tempatkan PMI 200 ribu tiap tahun. Saat ini PMI penyumbang devisa kedua terbesar kepada negara Rp 159,6 triliun. Disumbang oleh PMI kepada negara,” ucap Benny.
Selain itu, kata Benny, BP2MI sedang fokus mewujudkan program rumah subsidi untuk para PMI. Kini, pihaknya terus berkomunikasi dengan Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) guna mewujudkan hal tersebut.
“Trobosan lainnya yaitu rumah subsidi untuk PMI. Kita terus bekerja sama dengan Kementerian PUPR, PMI menabung investasi agar bisa memiliki rumah pribadi,” beber Benny.
“Bahkan, PMI sekarang ini mendapatkan fasilitas istimewa yaitu Credential Letter. Dimana fasilitas itu dulunya hanya bisa diperoleh duta besar saja. Saat ini, PMI juga memegang yang fasilitas istimewa ini yang sengaja disiapkan negara. Patut bangga, karena tak bisa sembarangan orang bisa mendapatkan fasilitas ini,” tutup Benny. (gardo)