Solidaritas Indonesia Untuk Lebanon

Kegiatan perlindungan WNI di KBRI Beirut, Lebanon

JAKARTA – Ledakan di Beirut, Lebanon minggu lalu, (4/8/2020) telah mengagetkan seluruh rakyat di dunia. Otoritas yang berwenang mengungkap bahwa pemicu ledakan dahsyat yang menewaskan 135 orang dan melukai 3.700 warga itu. Sampai sekarang belum diketahui apakah terdapat unsur kesengajaan dan inilah yang dikhawatirkan akan memicu konflik lanjutan antar sekte dan kekuatan politik di dalam dan diluar negeri Lebanon.

Bagaimana reaksi masyarakat Indonesia mendengar itu? Tidak tinggal diam. Beberapa tokoh masyarakat Indonesia, pimpinan lembaga kebudayaan dan kemasyarakatan dari berbagai tempat Indonesia bermaksud memberikan pesan kepada rakyat Lebanon.

Indonesia bermaksud mengadakan acara ‘Pray for Lebanon’, Sabtu (15/8/2020) yang akan digelar jam 14.00 WIB. Dubes Indonesia untuk Lebanon, Hajriyanto Thohari bersama-sama para mantan Dubes RI untuk Lebanon, Bagas Hapsoro, Dimas Samodra Rum dan H. Chozin Chimaidy bermaksud mewujudkan solidaritas untuk meringankan penderitaan. Keempat duta besar yang memahami seluk beluk masyarakat dan kebudayaan Lebanon mengadakan kegiatan virtual ‘Pray for Lebanon’.

“Tidak terperikan berapa korban manusia serta kerugian yang diderita Lebanon”, kata Dubes Hajriyanto Thohari yang telah menjalankan tugas sejak 2019. Beirut. Selanjutnya juga ditambahkan oleh Dubes Hajriyanto bahwa yang paling traumatis adalah rakyat dan bangsa Lebanon.

“Rakyat Lebanon tidak boleh sedih berkepanjangan, apalagi saling curiga dan berujung kepada konflik baru”, kata Ir. Katrini Kubontubuh, Dewan Pimpinan/Direktur Eksekutif Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI).

Ide bersama KBRI Beirut, para mantan Dubes, BPPI juga didukung oleh organisasi kemasyarakatan yang dekat dengan Lebanon didukung antara lain oleh Eka Budianta penyair, penulis dan editor karya pujangga Lebanon. Tidak kurang tokoh pelestari pusaka dari Yogyakarta, Dr. Laretna Adishakti dan Trias Kuncahyono pengamat internasional Timur Tengah. Diperoleh keterangan bahwa beberapa anggota Kontingen Garuda Indonesia yang bertugas di Lebanon juga akan diikutsertakan untuk ikut acara ‘Pray for Lebanon’ tersebut.

Kegiatan ‘Pray for Lebanon’ antara lain berupa pembacaan puisi (citation) karya Kahlil Gibran, disambung dengan permainan harpa dari Miranti Serad. Ananda Sukarlan juga akan mempersembahkan lagu ‘Song for Lebanon’. A dan ditutup dengan persembahan musik ”Song for Lebanon” dan virtual choir dari lebih 150 orang. Mereka akan menyanyikan lagu ‘Ibu Pertiwi’ karya Charles Crozat Converse tahun 1868. Laretna Adishakti atau akrab dipanggil Sita menjelaskan bahwa penyanyi tidak saja orang Indonesia, warga negara Lebanon juga sangat berminat untuk ikut.

Bagaimana tanggapan orang-orang Lebanon sendiri? Ketua Perhimpunan Persahabatan Lebanon-Indonesia, Victor Zmeter menyatakan apresiasinya terhadap spontanitas yang ditunjukkan masyarakat Indonesia. “Kami sangat menghargai perhatian kawan-kawan kami di Indonesia”, kata mantan Dubes Lebanon untuk Indonesia ini.

Tidak saja Victor, tetapi Rania Abi Nader penyanyi dari Baabda Lebanon mengatakan bahwa Indonesia adalah bangsa yang mencintai perdamaian. “Indonesia telah mendengarkan kami”, kata Rania. (red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *